Taipei (ANTARA News) - Sebuah badai topan dengan kecepatan mencapai 162 kilometer per jam mencederai lebih dari 100 orang ketika badai tersebut melintasi Taiwan pada Senin dan bergerak ke arah China daratan.

Pejabat setempat mengkhawatirkan kerusakan yang diakibatkan oleh badai tersebut akan seperti badai mematikan tahun lalu.

Topan Fanapi, badai yang paling sering melanda Taiwan pada 2010 sejauh ini, memecahkan kaca-kaca dan menghantam pengendara skuter di jalanan, kata pusat respon bencana Dinas Pemadam Kebakaran Nasional.

Badai tersebut menaikkan tanah hingga 1125 mm (44 Inci) di sebagian wilayah pulau, sehingga menghentikan operasi pembangkit listrik yang dikelola USI Corp, TSRC Corp dan lainnya di Selatan kawasan industri petrokimia Taiwan, kata pusat respon bencana itu.

Beberapa dari pembangkit listrik masih ditutup pada Senin.

Pengapalan dari Formosa Petrochemilak Corp milik Taiwan juga terhenti akibat ditutupnya pelabuhan dekat komplek penyulingan berkapasitas 540.000 barel per hari di Mailiao itu, kata juru bicara perusahaan.

Pada Agustus 2009, topan Morakot yang bergerak lambat membawa hujan hingga berhari-hari dan mengakibatkan tanah longsor yang menewaskan 700 jiwa.

Hal itu memicu reshaffle kabinet, karena warga setempat menuduh pemimpin lokal Ma Ying-jeou bertindak terlalu lambat.

Fanapi, yang merupakan badai kategori 3 dalam skala 1-5, diperkirakan akan mengarah ke provinsi Guangdong di China pada Senin sebagai badai tropis dengan skala yang lebih rendah, menurut website prakiraan cuaca "Tropical Storm Risk" (www.tropicalstormrisk.com).

Topan seringkali melanda China, Taiwan, Filipina dan Jepang di semester kedua tahun ini, mengakumulasikan kekuatan dari "arus hangat" Samudra Pasifik atau Laut China Selatan sebelum melemah di daratan.(*)

Reuters/KR-PPT/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010