Aden, Yamen (ANTARA News) - Bentrokan senjata di Yaman Selatan antara tentara dan gerilyawan Al Qeida menyebabkan ribuan warga kota Huta, provinsi Shabwa meninggalkan rumah mereka, kata seorang pejabat.

"Menurut perkiraan kami, lebih dari 8.000 orang meninggalkan kota itu," kata pejabat yang tidak bersedia namanya disebutkan itu.

Penduduk yang mengungsi itu mengatakan bentrokan senjata meletus pekan lalu ketika tentara meningkatkan operasi untuk mencari Anwar al Awlaqi, seorang ulama kelahiran Amerika Serikat yang dicari Washington, masih belum tertangkap, Senin.

"Ketika saya meninggalkan Huta, saya melihat ratusan keluarga tidur di tempat terbuka," kata Ali Abu Dahhas, ayah empat anak kepada AFP.

Para pejabat provinsi mengatakan antara 80 dan 100 tersangka gerilyawan Al Qaida diperkirakan berada di kota itu.

Mereka tidak memberikan korban terinci dari pertempuran itu tetapi mengatakan paling tidak seorang serdadu tewas dan tiga gerilyawan diketahui tewas dari 24 orang korban

Pemerintah AS menempatkan Awlaqi dalam daftar para pendukung terorisme Juli lalu, dengan menyebut dia sebagai pemimpin penting Al Qaida di Jazirah Arab,dengan membekukan aset keuangannya dan melarang transaksi dengan dia.

Pada April, seorang pejabat AS mengatakan Washington memiliki wewenang membunuh Awlaqi, setelah badan-badan intelijen AS menyimpulkan ia terlibat langsung dalam komplotan-komplotan anti Amerika Serikat.

Awalqi merestui penembakan terhadap 13 tentara AS di pangkalan Fort Hood di Texas November tahun lalu dan membela Umar Farouk Abdulmutallab, mahasiswa Nigeria yang dituduh melakukan usaha yang gagal untuk meledakkan sebuah pesawat penumpang tujuan Detroit dengan menggunakan bahan peledak pada Hari Natal 2009.

Dua kelompok hak sipil mengajukan gugatan bulan lalu dalam usaha menghentikan apa yang mereka sebut perintah pembunuhan yang dikeluarkan pemerintah AS terhadap ulama AS keturunan Yaman itu.

Awlaqi, yang lahir di negara bagian New Mexico tahun 1971 itu pulang ke Yaman tahun 2006.

Ia menghabiskan waktunya lebih dari setahun dalam tahahan di ibu kota Sanaa sebelum menuju Shabwa, tempat ia melakukan gerakan bawah tanah Desember tahun lalu setelah satu serangan udara pasukan Yaman terhadap satu lokasi pertemuan para pemimpin Al Qaida di distrik Wadi Radfadh menewaskan 34 orang.
(H-RN/M043)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010