London (ANTARA News) - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kofi Annan, mengecam negara-negara yang menjanjikan bantuan, tetapi tidak mengirimkannya, sementara para pemimpin dunia berusaha meniupkan kehidupan baru dalam memerangi kemiskinan dalam satu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB.

Annan, yang memimpin PBB pada 2000saat Tujuan Pembangunan Milleniumnya (MDGs) ditetapkan, juga memperingatkan keresahan sosial meningkat jika kesenjangan antara yang kaya dan miskin tidak menyempit.

Banyak negara yang pemerintahnya mengutarakan jumlah bantuan yang akan mereka berikan, mereka mendapat banyak publikasi di pers, tetapi uang itu tidak pernah disalurkan ," katanya dalam wawancara dengan World Service radio Inggris BBC, yang juga dilansir AFP.

"Negara miskin tidak melihat adanya bantuan uang itu."

Pernyataan-pernyataannya menambah tekanan baru terhadap para pemimpin di satu KTT PBB di New York yang berusaha mencari jalan untuk membiayai dan memberikan dorogan politik baru pada delapan tujuan pembangunan, yang terhambat akibat krisis keuangan.

Para pemimpin Eropa menjanjikan satu miliar euro (1,3 miliar dolar), Senin pada hari pertama KTT tiga hari itu.

Annan, warga Ghana yang menjadi Sekjen PBB tahun 19976 sampai 2006, selanjutnya memperingatkan kelompok yang memiliki kekayaan yang ekstrim dan kelompok yang sangat miskin tidak dapat hidup berdampingan tanpa menimbulkan masalah.

"Kita tidak dapat mengharapkan tinggal dalam satu dunia di mana sejumlah orang memiliki kekayaan yang sangat kaya dan anda sangat miskin tinggal berdampingan dan tidak mengharapkan adanya satu reaksi," kata Annan.

Ia menyatakan sudah ada tanda-tanda friksi di Eropa, di mana sejumlah negara berusaha mendorong reformasi bagi sistem kesejahteraan yang luas di tengah-tengah kekhawatiran utang-utang mereka tanpa terkendalikan.

"Kita akan mulai melihat sedikit gejala tentang hal itu di seluruh Eropa , dengan pergolakan sosial, dengan orang di jalan-jalan menuntut hak-hak mereka," katanya.

"Ini adalah sesuatu yang secara nyata terjadi dalam waktu belakangan ini tetapi tekanan ekonomi semakin berat terhadap mereka."

PBB memperkirakan paling tidak 120 miliar dolar diperlukan untuk meningkatkan harapan tercapainya tujuan pembangunan mililenium itu, yang sebagian besar para pengamatan kini memperkirakan tidak akan dapat dicapai targetnya pada tahun 2015.

Tujuan-tujuan itu termasuk mengurangi kemiskinan ekstrim sekitar separuh, mengurangi dua pertiga jumlah anak-anak yang meninggal sebelum usia lima tahun dan memperluas kemajuan teknologi.
(Uu.H-RN/M043/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010