Muaraenim, Sumsel (ANTARA News) - Puluhan warga yang mengatasnamakan Aliansi Pali Madani dan Ormas MKGR Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan mendemo PT Musi Hutan Persada, untuk menuntut perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat sekitar.

Selain berdemo, warga juga melakukan aksi penghentian kendaraan pengangkut kayu milik PT Musi Hutan Persada (MHP) maupun kendaraan milik PT Pertamina di Simpang Raja, Kelurahan Handayani Mulia, Kecamatan Talangubi, Muaraenim, Kamis (23/9).

Tindakan penyetopan kendaraan tronton yang mengangkut kayu milik PT MHP tersebut, berlangsung mulai pukul 01.00 WIB, sehingga mengakibatkan puluhan kendaraan berat tertahan di mulut jalan Simpang Raja.

Ribuan kubik kayu akasia yang seharusnya dipasok ke PT TEL menjadi terhambat dibawa dan diangkut.

Selain itu, puluhan kendaraan roda empat milik PT Pertamina dan perusahaan tambang minyak di wilayah Talangubi juga diberhentikan oleh warga.

Puluhan personel polisi dan TNI disiagakan untuk melakukan pengamanan dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk untuk mencegah aksi anarkis warga.

"Aksi warga ini adalah salah satu bentuk ketidakpuasan dan kekecewaan dengan perusahaan yang beroperasi di wilayah Pali," kata salah satu tokoh warga, Zulyardi Sofyan.

Beberapa tuntutan warga adalah masalah perbaikan jalan yang diminta benar-benar tuntas serta peninjauan kembali aturan main keberadaan perusahaan di wilayah Pali, ujar Zulyardi yang juga Ketua Aliansi Pali Madani.

Dia menambahkan tuntutan warga lainnya adalah pemberdayaan tenaga kerja lokal baik yang memiliki keahlian dan trampil maupun yang tidak, serta peninjauan ulang kerja sama dengan perusahaan di bidang perkebunan dan pertambangan terutama yang tidak berpihak kepada rakyat.

Menurut koordinator lapangan Ormas MKGR, Sofyan, warga minta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang diduga telah melakukan pencemaran dan cenderung merugikan rakyat.

Menurut Kadiv CSR PT MHP, Topan Syarif, perusahaan mengharapkan agar aksi tersebut jangan sampai merugikan perusahaan, pemerintah dan warga yang lain.

Apalagi, lanjut dia, akibat aksi ini sampai menghentikan ratusan kendaraan pengangkut ribuan ton kayu akasia sehingga telah merugikan perusahaan dan masyarakat lain termasuk pekerjanya.

"Mengenai tuntutan warga masalah jalan, saat ini perusahaan sedang melakukan perbaikan secara bertahap. Sebagai bukti keseriusan PT MHP untuk memperbaiki jalan, sudah menganggarkan dana sebesar Rp6 miliar untuk membangun jalan cor beton bertulang sepanjang empat kilometer," ujar Topan lagi. (ANT-127/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010