Sementara dari dalam negeri, tren bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 belakangan ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah masih dibayangi sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS pada Jumat dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, Jumat, mengatakan, pernyataan The Fed terkait potensi kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada 2023, menjadi faktor utama terkoreksinya rupiah.

"Saya melihat sentimen The Fed ini masih berpengaruh. Jadi pelaku pasar masih menyerap optimisme The Fed hingga tahun 2023. Karena fokus yang relatif minim, jadinya memang masih tertuju ke sentimen The Fed," ujar Nikolas.

Sementara dari dalam negeri, tren bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 belakangan ini menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

"Isu dari dalam negeri ini juga bisa jadi penghalang ke gerak rupiah. Apalagi kasus COVID-19 yang naik lagi, ada kekhawatiran lockdown bisa picu resesi di Indonesia," kata Nikolas.

Menurut Nikolas, pada pekan depan rupiah masih akan kesulitan untuk bisa bergerak menguat. Rupiah berpotensi melemah menembus level Rp14.500 per dolar AS jika pada Senin (21/6) rupiah mencapai level resisten Rp14.400 per dolar AS.

"Tapi kalau ada tindakan tegas dari pemerintah untuk penerapan PPKM yang lebih ketat, mungkin bisa saja mengerek sedikit nilai rupiah," ujar Nikolas.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.375 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.375 per dolar AS hingga Rp14.398 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.403 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.378 per dolar AS.

Baca juga: Dolar naik ke tertinggi 2 bulan, pasca-Fed proyeksikan suku bunga naik
Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, Indeks Dow Jones merosot 210,22 poin
Baca juga: Harga minyak anjlok dari tertinggi multitahun, dipicu penguatan dolar

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021