Manado (ANTARA News) - Pakar manajemen Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, PhD mengatakan, optimistis pendapatan perkapita Indonesia bisa meningkat hingga 3.000 dolar AS pada akhir tahun.

"Kenaikan pendapatan perkapita tersebut karena perkembangan teknologi yang canggih, serta kemampuan mengikuti perkembangan internet jejaring sosial mengakibatkan biaya menjadi sangat murah untuk berbisnis," katanya pada seminar ilmiah Dies Natalis Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi ke-50 di Manado, Jumat.

Perkembangan teknologi yang terjadi demikian, kata Kasali, tidak pernah terjadi sebelumnya, dimana dalam waktu yang relatif singkat dapat mendapatkan customer atau pelanggan dalam jumlah banyak dan tanpa biaya karena menggunakan internet.

Pengeluaran biaya rendah, akan membuat pendapatan rumah tangga meningkat, sehingga jangan heran kalau kemudian terjadi perkembangan baru dimana lebih banyak keluarga makan di luar rumah.

"Satu keluarga akan makan di restoran dan tempat lainnya di luar rumah dua minggu sekali, hal ini memungkinkan terjadi karena pendapatan masyarakat semakin tinggi dampak biaya berkurang," kata Kasali.

Perkembangan dunia usaha khususnya bisnis yang mengarah ke freemium atau bebas biaya tersebut menjadi salah satu pendorong, sehingga pendapatan per kapita masyarakat Indonesia akan mengalami peningkatan cukup tajam diperkirakan mencapai 3.000 dolar AS pada akhir tahun.

"Cost (biaya) yang dikeluarkan sekarang mendekati free on charge, sedangkan berkomunikasi dan cari informasi dengan harga sangat murah, karena menggunakan internet," kata Kasali.

Dengan mampu mencapai pendapatan per kapita 3.000 dolar AS, maka Indonesia akan memasuki tahap tinggal landas, sebagaimana yang diajarkan beberapa pakar ekonomi dalam buku ekonomi di perguruan tinggi.
(G004/A026)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010