Perairan sekitar Pulau Berhala menjadi salah satu pilihan favorit penggila mancing, karena selain indah, pulau di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara itu juga mempunyai ikan giant trevally (GT) di dalamnya.

Ukuran Ikan GT ini besar sehingga kerap disebut monster.

Pulau Berhala ada di kawasan Selat Malaka dan merupakan salah satu pulau terluar Indonesia. Untuk menjaga mengalami nasib seperti Pulau Sipadan dan Ligitan, TNI AL menempatkan pasukan elite marinir di situ.

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sendiri belakangan gencar mempromosikan pulau ini sebagai daerah wisata. Dermaga dan fasilitas pendukung lainnya pun dibangun di pulau itu.

Ornag-orang ingin menyambangi pulau ini karena keindahan alamnya yang selalu diceritakan kepda mereka dari orang yang sudah berkunjung ke sana.

Bahkan, Irwan Y. Arifin, pelopor Masyarakat Pemancing Persahabatan Internasional Asia (MAPPIA), menyebutnya sebagai lokasi wajib kunjung.

Untuk mencapai kawasan itu, perjalanan bisa dimulai dari Medan, terus ke Pagurawan, Serdang Bedagai yang ditempuh sekitar dua jam perjalanan dengan mobil.

Saat dalam perjalanan Tim MAPPIA yang terdiri 15 orang, dari dermaga Pagurawan ia ditemani personel marinir dari unit tugas keamanan laut Pulau Berhala. Tim bertolak menggunakan kapal Patroli Pulau Brayan, setelah lebih dulu didahului dua kapal nelayan.

Para pemancing seperti tak bisa bersabar lagi, begitu berada di tepi pulai. Mereka tergesa-gesa mempersiapkan peralatan dan memasang "popper". Popper adalah jenis umpan yang digunakan sebagai umpan permukaan, terbuat dari kayu dan berbentuk ikan.

Mereka ingin segera menarik si monster GT. Para pemancing menyebut ikan perantau berukuran besar ini dengan "monster."

Ikan ini menjadi buruan utama, di samping ikan marlin atau barakuda karena memacu adrenalin pemancing.

"Kita coba dulu di sini," kata Irwan mengajak rekan-rekan sesama pemancing untuk menjajal satu sudut kawasan Pantai Pulau berhala. Dia lalu minta tekong mengatur kecepatan kapal.

Harus "bertarung"

Tidak butuh waktu lama, untuk menikmati sambaran. Hanya beberapa kali lemparan, "popper" milik Suherman, anggota MAPPIA, disambar monster.

Tarik menarik terjadi karena ikan GT dikenal tak mudah menyerah. Sekuat tenaga pengusaha yang hobi mancing ini berusaha menaklukan perlawanan ikan itu. Dan Suherman sukses memenangkan pertarungan itu. Seekor GT seberat 4 kilogram pun berhasil diangkat.

Berikutnya giliran Billy, seorang pemancing lainnya, harus susah payah melawan tarikan GT. Pemuda ini terpaksa meminta bantuan beberapa teman untuk menahannya tidak jatuh dari kapal. Cukup lama juga "pertarungan" terjadi, namun akhirnya Billy mampu mengangkat GT seberat 8 kilo lebih.

"Gila tarikannya luar biasa," kata Billy, mencoba mengatur nafas. Jalannya sedikit terpincang karena kakinya tergelincir saat mempertahankan joran.

Setelah sukses menarik monster dari kawasan pantai Pulau Berhala, kapal berlabuh di dermaga.

Matahari beranjak ke kaki langit saat para pemancing menyisir pantai berpasir putih itu. Batu-batu besar yang membentuk pola indah karena susunan alam, menjadi pelindung pantai dari sapuan ombak.

Sementara air di tepi pantai yang mulai surut memancarkan warna hijau keperakan, diterpa cahaya matahari sore.

Ikan-ikan hias yang berkejaran bebas di sela karang menjadi pemandangan lain yang dinikmati oleh mata telanjang dari atas dermaga.

Pulau Berhala sebenarnya adalah terdiri dari tiga pulau; satu pulau induk dan dua pulau kecil. Pulau induk yang menjadi lokasi penginapan anggota Satgas dan menara suar, memiliki hutan tropis nan lebat. Di pulau seluas sekitar 42 ribu meter persegi ini tumbuh pohon-pohon besar seperti Rengat, Jeluntung dan Meranti.

Di pulau ini juga ada penangkaran penyu yang dikelola tentara, jumlahnya ratusan. Pantai Pulau Berhala memang menjadi persinggahan penyu saat musim bertelur tiba.

Perburuan monster barulah dimulai, tapi matahari hampir tenggelam. Waktunya mengakhiri perburuan, lagi pula hasil sore itu lumayan juga. Sebelas monster besar-besar berhasil ditangkap.

Keindahan dan keasyikan berburu monster membuat para pemancing berharap kembali ke Pulau Berhala. Pulau yang kaya dengan hutan tropis dan terumbu karang nan indah ini memang begitu mengundang, tapi juga begitu kejam untuk dibiarkan rusak. (*)

ANT/E001/AR09

Oleh Ribut Priadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010