Cimahi (ANTARA News) - Banjir kilat (sesaat) yang terjadi pada Jumat sore mengakibatkan kemacetan panjang di Jalan Amir Machmud dan Jalan Pesantren, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Banjir kilat di Jalan Pesantren dan Amir Machmud, Kota Cimahi memang sudah langganan dan terjadi setiap kali hujan turun. Dengan demikian rusaknya jalanan di kawasan itupun semakin parah.

Berdasarkan pantauan, ketinggian genangan air di Jalan Pasantren itu sekitar 30 centimeter. Air yang menggenangi jalan, meluap dari saluran-saluran air di pinggir jalan tersebut.

Selain cukup menimbulkan kemacetan, banjir pun mengakibatkan banyak pengendara sepeda motor kerepotan melalui genangan banjir bahkan beberapa di antara sepeda motor mengalami mogok dan terjatuh setelah masuk dalam lubang besar dan dalam.

Jalan Amir Machmud yang notabene merupakan jalan provinsi tak juga luput dari kejadian banjir cileuncang. Genangan banjir yang meluap dari saluran air, menggenangi pinggir badan jalan di sepanjang jalan tersebut. Lagi-lagi, kondisi ini menimbulkan kemacetan panjang diruas jalan utama yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi, Ison Suhud mengakui jika drainase jalan di Kota Cimahi telah mencapai daya tampung maksimum atau telah harus diperbaiki karena telah berumur lebih dari 15 tahun.

"Pembangunan drainase Kota Cimahi diperhitungkan daya tampungnya hanya 10 tahun. Makanya, drainase yang ada saat ini sudah harus diperbaiki," aku Ison kepada wartawan, Jumat.

Ison memperkirakan, drainase yang rusak saat ini jumlahnya sepuluh persen. Namun, diakuinya, kondisi itu bukan tidak mungkin bisa terus meluas jika drainase tak mampu secara bersama-sama dirawat dengan baik.

Lebih lanjut ia mengatakan, tidak berfungsinya drainase jalan secara optimal, menjadi salah satu penyebab banjir Cileuncang. Dikatakan Ison, banyak penyebab yang mengakibatkan drainase menjadi tidak berfungsi. Terutama, terjadinya sedimentasi pada lubang saluran yang tertutup tanah atau sampah sehingga menyumbat saluran.

Drainase diakuinya perlu tetap dijaga, lantaran letak geografis Kota Cimahi yang berada lebih rendah. Kondisi ini, kata dia, membuat air limpasan dari daerah Bandung Utara yang letaknya lebih tinggi bisa menggenangi beberapa titik kota.

Ia menyebutkan beberapa titik yang kerap dilanda banjir cileuncang di antaranya Jalan Pasantren, Sudirman, Cibabat, Cimindi dan Leuwigajah.

Sementara data di Dinas Pekerjaan Umum menyebutkan, ada sekitar tujuh belas titik banjir yang terdapat di Kota Cimahi. Di antaranya yakni, Kelurahan Citeureup, Cigugur Tengah, Baros, Cibeureum, Cibeber, Setiamanah, Padasuka, Cimahi, dan Cipageran.

Terkait ini, lebih lanjut ia mengimbau kesadaran masyarakat untuk bisa andil menjaga drainase jalan di Kota Cimahi. "Kita minta masyarakat turut membantu merawat saluran air yang ada. Minimal yang ada di sekitar rumah," pungkasnya.

(ANT-215/Y008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010