Ambon (ANTARA News) - Peredaran uang saat berlangsungnya kegiatan bahari bertaraf internasional, Sail Indonesia ke-10 yakni Sail Banda yang dilaksanakan di Maluku pada Juli - Agustus 2010 sebesar RpRp328,311,221,000.

Berdasarkan data peredaran uang kartal di Bank Indonesia (BI) Ambon, Jumat, jumlah uang yang beredar pada Juli 2010 sebesar Rp213,508,072,000, meningkat Rp39,777,877,000 dari bulan sebelumnya yang hanya Rp173,730,195.000. Sedangkan pada Agustus, jumlah uang beredar Rp114,803,149,000.

Pemimpin Bank Indonesia Ambon, Achmad Bunyamin mengatakan, angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dimana pada Juli 2009 uang yang beredar hanya Rp67,281 milyar, sedangkan pada Agustus Rp34,954 milyar.

"Saat Sail Banda jelas peredaran uang meningkat karena ada belanja pemerintah untuk menyukseskan kegiatan itu. Selain itu, banyak orang berkunjung yang tentunya membelanjakan uangnya di sini," kata Achmad Bunyamin kepada ANTARA di Ambon, Jumat.

Achmad Bunyamin mengatakan, peningkatan uang beredar tersebut masih berlanjut hingga September karena terdapat hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah pada bulan itu.

"Setelah Sail Banda peredaran uang kembali normal. Namun karena September itu ada Lebaran, maka peredaran uang jadi meningkat," katanya.

Jumlah uang yang beredar hingga 8 September 2010 sebesar Rp183,090,061,000. Lebih tinggi dari uang yang beredar pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp156,485,000,000. Itu pun jumlah uang beredar dalam satu bulan penuh. Bahkan pada 2009, Lebaran Idul Fitri juga berlangsung dalam September.

Seorang tamu Sail Banda, Mayor Daniel Bernardi, personil Angkatan Laut Amerika Serikat (US NAvy) yang datang ke Ambon karena misi kemanusiaan "Pacifik Partnership 2010", sekaligus mendukung bhakti sosial Surya Bhaskara Jaya yang diprogramkan dalam kegiatan bahari itu mengatakan, dalam sebulan dia dan para anggotanya menghabiskan uang sebesar $3,750 AS per orang, terdiri dari biaya hotel $2,250, makanan $1,000 dan incidental $500.

Dia menjelaskan, untuk kegiatan tersebut, tiga orang diantara mereka berada di Ambon selama tiga bulan. Tiga orang lainnya tinggal selama sebulan dan dua orang selama dua minggu.

Para marinir AS yang merupakan personil Dinas Penerangan (humas) "Pacifik Partnership 2010" tinggal di Ambon sesuai waktu yang disebutkan itu untuk kepentingan kelancaran misi kemanusiaan kapal rumah sakit USNS Mercy T-AH 19 yang mendukung Sail Banda.

Kapal tersebut berada di Ambon sejak 26 Juli - 4 Agustus 2010 dengan membawa tim medis, konstruksi dan sukarelawan serta pelaut sipil.

"Saat kapal itu berlabuh di Ambon, berkisar 500 orang turun dan menikmati "kebebasan" mereka selama satu atau dua hari. Mereka menghabiskan uang berkisar $100 AS per orang," katanya.

Dia mengatakan, pengeluaran-pengeluaran tersebut belum termasuk biaya sewa fasilitas di pelabuhan yang digunakan untuk memasok obat-obatan, alat-alat kesehatan dan konstruksi, biaya sewa para supir, mobil dan penerjemah.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010