Yogyakarta (ANTARA News) - Pasca-bencana angin kencang melanda wilayah Yogyakarta pada Sabtu (25/9) yang mengakibatkan sejumlah kerusakan di beberapa wilayah seperti pohon dan baliho tumbang, aktivitas masyarakat kota itu mulai normal pada MInggu.

"Aktivitas masyarakat mulai normal, meskipun petugas masih terus membersihkan sisa-sisa kerusakan akibat angin kencang," kata Kepala Kantor Penanggulangan Kebakaran Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta, Sudarsono, di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, angin kencang berkecepatan 36 kilometer per jam yang terjadi Sabtu mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur di hampir semua kecamatan di Kota Yogyakarta, diantaranya Kecamatan Umbuharjo, Danurejan, Gondokusuman, Gedongtengen, Jetis, Mantrijeron, Gondomanan, Mergangsan, dan Kotagede.

Ia mengemukakan, di Kecamatan Umbulharjo terdapat tiga pohon tumbang, salah satunya waru di depan Stadion Mandala Krida yang menimpa sebuah sepeda motor dan dua jaringan listrik yang terputus, sedangkan di Kecamatan Gondokusuman sejumlah baliho dan empat pohon tumbang.

Sementara itu, di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta terdapat satu pohon beringin tumbang yang menimpa dua mobil dan mengakibatkan jaringan listrik terputus.

Tiga pohon tumbang juga terjadi di depan Pendopo Taman Siswa, Ndalem Danukusuman di Kecamatan Mantrijeron satu pohon dan dua pohon di Jalan Pasar Kembang serta sebuah lampu jalan di Jalan Mataram.

"Kerugian dari kejadian angin kencang ini belum dapat ditaksir," katanya.

Ia menambahkan pihaknya tetap akan menyiagakan personel untuk mengantisipasi bencana sebanyak 30 orang setiap hari.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), angin kencang tersebut terjadi merata di sejumlah wilayah di Provinsi DIY yaitu di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Kepala BMKG DIY, Budi Waluyo, mengatakan angin tersebut tidak termasuk angin puting beliung hanya angin kencang yang bertiup secara tidak beraturan dan merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

Ia memperkirakan, angin kencang masih berpotensi terjadi hingga pertengahan Oktober 2010.
(U.E013/E005/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010