Ambon (ANTARA News) - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ambon menemukan bahwa budi daya kerang mutiara di berbagai kawasan perairan Maluku bisa menjadi ladang investasi jangka panjang.

"Selama ini masyarakat melakukan budi daya mutiara tetapi tidak dikembangkan sebagai investasi untuk menambah penghasilan warga setempat," kata peneliti LIPI Ambon Abdul Rajab kepada ANTARA, di Ambon, Senin.

Menurut dia, LIPI telah melakukan uji coba pemeliharaan kerang mutiara dengan mendatangkan 25 spet bibit telur dari LIPI Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Bibit ini akan dibudidayakan di Desa Morela dan Liang, Kecamatan Salahutu Pulau Ambon, Maluku Tengah," katanya.

Ia mengakui, perairan Desa Morela dan Liang cocok untuk budi daya karena kondisi perairan yang terbuka dan kualitas air lautnya masih bersih dan belum tercemar.

"Selain perairan yang terbuka, hal lain yang harus diperhatikan untuk budi daya mutiara yakni sirkulasi serta arus airnya sedang dan belum tercemar," ujar Abdul Rajab.

Diakuinya, masyarakat di Desa Pohon Batu, Kabupaten Seram Bagian Timur, sudah melakukan budi daya mutiara skala besar karena perairan desa itu cocok untuk pengembangbiakan siput mutiara.

"Kawasan perairan Pohon Batu sangat cocok untuk budi daya mutiara. Namun saat ini tidak perlu jauh-jauh ke SBT karena Desa Morela dan Liang Pulau Ambon juga potensial untuk pengembangbiakan bibit mutiara," tandasnya.

Rajab menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan budi daya 3.000 induk siput mutiara di Labolatorium LIPI di daerah Hunuth, Kecamatan Baguala Ambon.

"Ribuan siput mutiara ini akan diuji coba pemeliharaan dan budidayanya di daerah lain di Maluku dan tidak hanya terbatas di Desa Morela dan Liang saja, karena kenyataannya sebagian besar perairan Maluku cocok untuk budi daya mutiara dalam skala besar," kata Abdul Rajab.
(ANT183/N002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010