Palangka Raya (ANTARA News) - Kepala Balai Kalawa Atei Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) dr Mulin Simangunsong mengharapkan keluarga ikut berperan dalam penyembuhan pasien penyakit jiwa.

"Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu kesembuhan pasien penyakit jiwa," kata Mulin Simangunsong kepada pers di Kota Palangka Raya, Selasa.

Kendala bagi pasien untuk dapat sembuh, bukan hanya berasal dari dalam dirinya, justru kebanyakan dari keluarga serta masyarakat yang menyepelekan persoalan tersebut, ucap Mulin.

Ia mengatakan, beberapa kasus yang terjadi, pasien gangguan jiwa yang kembali menjalani perawatan, dengan permasalahan masih ada keluarga dan masyarakat yang mengganggap pasien itu tidak waras, karena anggapan demikian menyebabkan penyakit mereka bisa kambuh lagi.

Jadi untuk mempertahankan kesembuhan pasien sehingga dapat sembuh total, sangat diperlukan kerja sama antara petugas kesehatan, keluarga dan masyarakat, tegasnya.

Diungkapkannya, jika pihak keluarga dan lingkungan sekitar masih tidak bisa menerima kehadiran mantan penderita gangguan jiwa di dalam kehidupan sosial, bahkan tidak memberdayakan dan selalu meremehkan, dapat memicu kembali penyakit yang diderita.

Dikatakannya, usaha dari pihak balai untuk mencegah hal itu terjadi, dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga sebelum pasien dikembalikan, guna diberi penjelasan mengenai penyakit yang bersangkutan.

Selain itu juga permasalahan yang akan dihadapi yang dapat terjadi sewaktu - waktu pada diri penderita gangguan jiwa.

Dengan demikian keluarga bisa bersama - sama mengetahui penanganan pasien setelah keluar dari balai agar dapat sembuh total, ungkapnya.

Diakuinya, usaha yang dilakukan pihaknya belum berjalan optimal, disebabkan tidak semua anggota keluarga dapat dikumpulkan untuk bisa diberi pemahaman.

"Paling hanya satu atau dua orang yang datang, padalah kepedulian keluarga sangat dibutuhkan dalam proses kesembuhan," tegasnya.

Ditambahkannya, tidak hanya keluarga yang diberikan penjelasan, para pasien sebelum meninggalkan tempat pengobatan, juga dipersiapkan agar dapat diterima masyarakat yang disebut dengan kegiatan rehabilatasi-restorialisasi.

Ia juga mengingatkan yang penting bagi gangguan jiwa kalau sudah dikembalikan, hendaknya keluarga dan masyarakat tahu batas kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang bersangkutan agar tidak dipaksakan.

Orang yang menderita gangguan jiwa memerlukan pengobatan jangka panjang, meskipun sudah lumayan baik, tapi jangan lupa untuk selalu kontrol ke dokter.

"Karena mereka masih memerlukan obat yang digunakan untuk kestabilan jiwa penderita," Demikian Mulin Simangunsong. (ANT-221/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010