Sumedang (ANTARA News) - Sebanyak 18 varietas ubi jalar yang ditemukan Fakultas Pertanian Unpad akan diteliti di labolatorium swasta, yakni PT Galih Estetik di Kuningan, Jabar.

Peneliti UNPAD Dr Agung Karuniawan kepada pers di Sumedang, Rabu, mengatakan belasan varietas ubi jalar itu akan diteliti antara lain tekstur dan kadar airnya.

"Target ke depan, kami ingin ubi yang dikembangkan itu bisa diolah oleh petani di wilayah Jabar, sebagai bahan ekspor," kata dia.

Menurut Agung, perusahaan swasta itu merupakan mengekspor ubi ke Jepang, berupa ubi yang dibuat pasta setengah jadi.

"Di Jepang pasta ubi tersebut digunakan untuk bahan baku es krim, mie, makanan bayi dan lain sebagainya," ujarnya.

Dikatakan Agung, terdapat perbedaan antara ubi jalar varietas Jepang, yang sekarang sedang dikembangkan, dengan ubi lokal atau ubi Cilembu.

Pada jenis varietas Jepang, rasa ubi tidak terlalu manis, daging tebal dan tidak terdapat serat, sedangkan kebanyakan ubi lokal, dan ubi Cilembu, rasa sangat manis dan berserat.

"Kita akan coba kembangkan, bagiamana agar terjadi persilangan antara varietas ubi Jepang dengan ubi lokal atau ubi Cilembu. Karena kita ketahui, bahwa ubi Cilembu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di sini," tandas dia.

Jepang, kata Agung, merupakan pangsa pasar ekspor yang sangat menggairahkan. "Ubi jalar merupakan makanan yang mempunyai yang sangat mahal harganya, satu kilo jika dirupiahkan berkisar antara Rp150 ribu," papar dia.

Hingga saat ini Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan PT Galih Estetik dan PT Techtar Farm & Food telah menemukan 225 varietas (jenis) ubi jalar.

Varietas ubi jalar tersebut, kata Agung Karuniawan, adalah hasil dari pemuliaan empat varietas ubi Jepang, jenis Beniazuma, Naruto Kintoki, Aya Murasaki, dan Kekei.

"Setelah kita lakukan pemulian, dari empat varietas ubi Jepang pabrikan, menghasilkan 14 variaritas, dan dari varietas itu menghasilkan 225 calon varietas baru," jelasnya.(*)

ANT/Y008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010