Bandarlampung (ANTARA News) - Kemacetan arus kendaraan di jalan lintas Sumatra wilayah Lampung makin parah akibat belum tuntasnya perbaikan jalan negara itu, sementara volume truk sarat muatan yang melintas makin banyak sehingga memperparah kemacetan.

Berdasarkan pantauan di jalan lintas Sumatra wilayah Bandarlampung Senin pagi, kemacetan panjang terjadi di jalan lintas Sumatra rute Terminal Rajabasa-Pelabuhan Panjang, karena kendaraan harus berjalan sangat lambat melintasi jalan rusak.

Panjang kendaraan setiap harinya bisa mencapai 4 km terutama dari perempatan Wayhalim-Sukarame-Kalibalok. Kemacetan seperti itu tentu sangat merugikan masyarakat dan dunia usaha.

Kondisi jalan lintas rute Rajabasa-Panjang umumnya rusak parah, seperti di kawasan Tanjungsenang, depan RS Imanuel, perempatan Sukarame, Kalibalok hingga kawasan Panjang Bandarlampung. Akibatnya, panjang jalan sekitar 30 km itu harus ditempuh 1,5 jam, padahal normalnya hanya 25-30 menit.

Kemacetan semakin parah karena tepi jalan lintas itu juga rusak parah. Ketika kemacetan panjang terjadi, banyak pengemudi yang menjalankan kendaraannya di tepi jalan tidak beraspal itu sehingga kondisinya makin rusak parah.

Ketika diminta tanggapannya, sejumlah warga mengharapkan pemerintah pusat dan daerah tidak memandang sepele masalah kerusakan jalan lintas Sumatra itu.

"Kalau tetap kondisinya seperti ini, bukan hanya Lampung yang dirugikan, juga perekonomian nasional. Semua barang tujuan Pulau Jawa diangkut melalui jalan lintas Sumatra wilayah Lampung, begitu juga pengiriman barang dari Jawa ke Sumatra," kata Hutapea, salah satu warga Sukarame.

Selain itu, katanya, sebagian besar ekspor-impor barang Sumbagsel juga melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung.

Warga juga mengharapkan muatan truk yang melintasi jalan itu segera dibatasi untuk menekan laju kerusakan jalan. Sejumlah pengemudi truk juga mengharapkan pemerintah segera memperbaiki kerusakan jalan lintas Sumatra itu, karena kondisinya sudah rusak parah.

Sebelumnya, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menyatakan kerusakan jalan nasional yang berada di daerah tersebut mencapai 55 persen atau sepanjang 636,5 km dari total 1.159,57 kilometer.

Menurut Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, sekitar 111,22 km jalan lintas itu dalam kondisi rusak berat, rusak ringan sepanjang 94,74 kilometer dan rusak sedang mencapai 430,54 km.

Jalan lintas Sumatra di wilayah Lampung yang rusak berat tahun lalu hanya mencapai 24,92 km dan rusak ringan 47,35 km.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga Provinsi Lampung A Lianurzen menyatakan kerusakan parah pada sejumlah titik jalan nasional di Lampung tersebut akibat banyaknya truk melintas dengan beban yang melebihi batas toleransi muatan.

Menurut dia, hampir seluruh jalan nasional di Lampung memiliki kekuatan batas ambang muatan seberat 8 MST (muatan sumbu terluar).

"Itu artinya hanya truk dengan berat maksimal 8 ton yang boleh melewati, namun kenyataannya banyak truk dengan berat yang melebihi 8 ton melalui jalur itu," katanya.
(H009/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010