Jatinegara (ANTARA News) - Para pemudik di Jakarta yang akan pulang ke kampung halaman masing-masing pada Rabu lebih memilih kereta api sebagai sarana transportasi mereka ketimbang bis dan sarana lainnya.

"Saya lebih senang naik kereta api daripada bis karena bis bisa kena macet," kata Mudiatno, calon penumpang kereta api di stasiun Jatinegara.

Menurut Mudiatno, kereta api lebih nyaman ditumpangi . Walaupun penuh sesak, kereta tetap dapat bergerak dan memiliki jalur sendiri.

"Jika bis, saya malas dengan macet yang terjadi di Cikampek dan Pantura," katanya yang hendak pulang ke Kota Kutoarjo ini.

Selain itu menurutnya, walaupun harga tiket kereta melonjak dan ia tidak mendapatkan tempat duduk, Mudiatno tetap akan memilih sarana kereta api untuk pulang ke kampung halamannya.

Keadaan antrian di stasiun Jatinegara mulai memadat hingga siang ini karena banyak pemudik yang mengantri mulai pagi hari hingga kereta tiba karena takut tidak mendapatkan tiket duduk.

"Saya mencuri start mulai pagi, walaupun keretanya datang pukul 14.00 agar mendapat tempat duduk," ujar Budi Hariyanto, calon penumpang kereta api lain.

Menurutnya, pembelian tiket secara daring (dalam jaringan) sangat membantu warga yang ingin mudik agar tidak perlu repot mengantri.

Budi mengatakan dirinya tetap akan pulang walaupun kereta penuh sesak atau membeli tiket kereta lain yang bertrayek ke daerah yang mendekati kampung halamannya di Malang, Jawa TImur.

"Saya memilih moda kereta api karena tiket bis sudah habis dan kalau pun ada pasti mahal," ujarnya.

"Jika naik kereta, pukul 14.00 saya berangkat, maka sampai di Malang kira-kira pukul 08.00 pagi," ujar Budi.

"Walau penuh sesak, saya tetap akan pulang untuk berlebaran di kampung halaman, itu sudah menjadi kebiasaan saya tiap tahun," kata Budi yang akan menggunakan kereta Matarmaja ke Malang.

Selain itu, kepadatan penumpang di stasiun Jatinegara masih terus melonjak. Jumlah pemudik yang menggunakan jasa kereta api melalui stasiun Jatinegara sejak H-7 hingga H-4 menjelang lebaran sebesar 23.022 penumpang.


(KR-BPY/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010