Wonogiri (ANTARA News) - Tradisi mudik Lebaran di kalangan umat Islam sudah berlangsung sejak dahulu, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama sanak keluarganya di kampung halaman.

Tradisi mudik itu memang sangat sulit dihilangkan, meskipun mereka itu dengan menggunakan kendaraan seadanya.

Dahulu mereka mudik menggunakan mobil pribadi, bus, kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang bagi mereka yang mampu.

Untuk mudik Lebaran sekarang ini juga masih terus berlangsung setiap menjelang Lebaran, dan mereka itu tidak hanya dengan mobil pribadi, naik bus, kereta api, kapal laut maupun pesawat terbang, tetapi juga naik sepeda motor.

Untuk beberapa tahun terakhir ini mudik Lebaran dengan naik kendaraan sepeda motor justru lebih banyak disukai oleh masyarakat yang akan merayakan Lebaran bersama sanak keluarganya di kampung halamannya.

Mudik naik sepeda motor akhir-akhir ini memang banyak digemari, kata salah seorang petugas di Terminal Bus Giri Adipura Wonogiri, Sutadi. Banyaknya pemudik yang beralih naik sepeda motor akibatnya situasi di terminal ini tidak seramai dahulu.

"Dulu sebelum ada musim mudik naik sepeda motor terminal di Wonogiri ini sangat ramai tetapi sekarang sepi, karena sebagian besar warga yang mudik itu beralih menggunakan sepeda motor," katanya.

Di Wonogiri ini termasuk salah satu daerah di Jawa Tengah warganya suka merantau. Untuk itu tidak mengherankan kalau pada Hari Raya Lebaran ramai, karena warga yang merantau itu banyak yang pulang, kata Sutadi.

Untuk H-3 (7/9) Lebaran jumlah bus yang datang sebanyak 204 armada dengan menurunkan penumpang 6.521 orang sementara yang berangkat 54 armada dengan membawa penumpang 400 orang.

Untuk H-2 (8/9) sampai pukul 13.00 WIB bus yang datang sebanyak 173 armada dengan menurunkan penumpang 5.625 orang dan yang berangkat 31 armada dengan membawa penumpang 564 orang.

Hemat

Untuk mudik naik sepeda motor itu memang menyenangkan dan juga biayanya hemat, kata salah seorang pemudik yang naik sepeda motor Marsan dari Tangerang menuju ke Purwantoro, Wonogiri.

"Mudik naik sepeda motor memang menyenangkan, ketika kita berangkat dari rumah hanya berdua sama adiknya, tetapi setelah sampai jalan bertemu dengan yang lainnya jumlahnya mencapai ribuan," kata Marsan ketika istirahat di SPBU Sukoharjo, Rabu.

Untuk perjalanan mudik naik sepeda motor, ia mengaku berjalan lancar, hanya macet sebentar di daerah Cikampek, karena ada perempatan pertemuan arus dari beberapa daerah, tetapi setelah lepas 20 kilometer dari Cikampek lancar kembali.

Marsan mengaku dengan naik sepeda motor tersebut yang berboncengan dengan adiknya dari Tangerang sampai tempat pengisian bahan bakar SPBU Sukoharjo menghabiskan bensin 20 liter.

"Marsan mengaku mudik dengan naik sepeda motor dibandingkan naik bus jelas hemat naik sepeda motor, hanya naik sepeda motor itu capek. Di pantat yang tidak kuat, tetapi tidak apa-apa, kami berjalan santai kalau capek istirahat," katanya.

Untuk perjalanan dari Tangerang sampai SPBU Sukoharjo ditempuh selama 20 jam. "Kami kemarin berangkat dari Tangerang Selasa pukul 17.00 WIB sampai SPBU Sukoharjo Rabu puku 13.00 WIB," katanya.

Hal senada juga di katakan Sutarto yang juga mudik naik sepeda motor dari Jakarta menuju ke Wonogiri. Untuk mudik naik sepeda motor jelas lebih hemat dibandingkan naik bus.

"Kami mudik naik sepeda motor sudah keempat kali ini, dulu memang nak bus, tetapi setelah mencoba naik sepeda motor lebih hemat terus kalau setiap mudik naik sepeda motor," kata Sutarto, yang sehari harinya bekerja sebagai sopir pribadi di Jakarta.

Untuk mudik naik sepeda motor dari Jakarta sampai Wonogiri bensinnya hanya habis 20 liter sekitar Rp100 ribu ini sudah berboncengan dan makan berdua Rp100 ribu dan total hanya Rp200 ribu.

Sementara kalau naik bus biayanya Rp350 ribu/orang dan kalau dua orang sudah mencapai Rp700 ribu ini cukup besar. "Ya kalau kami mudik naik sepeda motor biasa hemat Rp500 ribu, uang sebanyak ini bagi kami sangat berharga mas," katanya.

Setelah sampai rumah sepeda motor bisa digunakan untuk berkunjung ke sanak saudara dan ini juga sudah menghemat uang lagi. Menyinggung mengenai suka duka mudik naik sepeda motor, Sutarto mengatakan itu jelas ada.

"Ya kalau mudik naik sepeda motor memang capek, tetapi juga hanya sebentar, sukanya bisa uang dihemat dan dijalan bertemu dengan banyak teman," katanya.
(U.J005/H-KWR/P003)

Pewarta: Oleh Djoko Widodo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010