Indramayu (ANTARA News) - Rombongan arus balik dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta melintasi jalur utama mudik pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mulai meningkat sehabis subuh, Senin.

Kendaraan roda empat cukup mendominasi, sementara iring-iringan sepeda motor jumlahnya masih terbatas. Biasanya mereka memanfaatkan waktu perjalanan dipagi hari hingga siang hari.

Para pemudik tampaknya masih memakai jalur utama Pantura dan belum memilih jalur alternatif yang tersedia di Kabupaten Indramayu, padahal jalur alternatif.

Menurut keterangan Sunarto salah seorang petugas Pos Pam Lebaran di jalur pantura Indramayu, arus balik sejak dini hari tadi mulai terasa di jalur Pantura terutama mereka pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.

"Diperkiarakan jumlah kendaraan yang melintasi jalur utama mudik Pantura Kabupaten Indramayu akan semakin meningkat hingga siang nanti, karena cuti bersama hari ini berakhir," katanya.

Dia menambahkan, pada satu hari setelah Lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah kendaraan yang melintas di daerah pesisir pantai Utara Kabupaten Indramayu tetap padat baik arah yang menuju Cirebon juga arah yang ke Jakarta.

"Sementara arus lalu lintas kota Indramayu padat hingga saat ini, selain aktifitas warga Indramayu masih tinggi pada perayaan Lebaran tersebut karena ada penambahan jumlah penduduk yang diperkiraakan ribuan orang kembali ke kampungnya,"katanya.

Bahrudin pemudik pengendaraan kendaraan roda empat asal Pacitan, Jawa Timur mengaku, sengaja kembali ke Jakarta hari ini karena besok tempat dirinya bekerja sudah mulai beraktivitas.

Dikatakannya, arus lalu lintas di jalur Pantura padat lancar, meski terjadi kemacetan dibeberapa tempat jalan yang menuju lokasi wisata, seperti di Tegal kawasan pantai Sosro, Kota Semarang, hingga di pintu masuk tol Pejagan Kabupaten Brebes.

Arus lalu lintas di jalur mudik di Pantura Kabupaten Indramayu masih lancar, hanya di sejumlah titik penyebrangan warga kendaraan pemudik mulai tersendat, namun dapat diatasi oleh petugas setempat. (ANT-061/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010