Surabaya (ANTARA News) - Kereta api (KA) Komunitas yang disediakan untuk mengangkut para pemudik berikut sepeda motornya kurang diminati karena kurangnya sosialisasi, demikian Humas PT Kereta Api Daerah Operasi (Daops) VIII/Surabaya Sri Winarto, di Surabaya, Sabtu.

"Kereta Komunitas itu hanya digunakan sekitar 30 persen pemudik. Padahal, tujuannya untuk memberikan kenyamanan para pemudik dan mengurangi kepadatan jalan raya oleh pemudik bersepeda motor," tuturnya.

PTKA menetapkan tarif Rp300 ribu untuk satu unit sepeda motor dan Rp47 ribu untuk setiap penumpang KA Komunitas. Di dalam KA Komunitas itu dilengkapi kipas angin, lampu penerangan, dan kamar kecil.

Besarnya tarif KA Komunitas itu sempat dikeluhkan Ketua Komisi B DPRD Jatim, Bambang Suhartono, beberapa waktu lalu. Menurut dia, tarif KA Komunitas masih belum menjangkau semua lapisan masyarakat.

Meskipun demikian, jumlah pemudik yang menggunakan jasa kereta api pada Lebaran 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Hingga "H+7" Lebaran 2010, jumlah pemudik dari stasiun-stasiun di Daops VIII mencapai 872.378 orang atau meningkat 1,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 860.625 orang.

Pada "H+7" dan "H+8" Lebaran penjualan tiket sejumlah rangkaian kereta api kelas eksekutif dan bisnis ke segala jurusan habis terjual.

Hanya KA Argowilis jurusan Surabaya-Bandung untuk keberangkatan, Minggu (19/9), yang masih menyisakan 20 persen tempat duduk.

Pada Lebaran 2010, Daops VIII mempersiapkan 71 rangkaian kereta api, baik kelas ekesekutif, bisnis, maupun ekonomi untuk melayani penumpang di 58 rute.

Sementara itu, pada Lebaran 2009 hanya ada 55 rangkaian kereta api, berikut rangkaian kereta api tambahan.(*)

M038/C004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010