Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Pendangkalan alur sungai Mentaya Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menghambat arus balik ke pelabuhan Sampit.

Pendangkalan alur sungai Mentaya terjadi di dua titik yakni di perairan Serambut sepanjang 10 kilometer dan perairan Samuda, tepatnya di seberang pos Angkatan Laut (AL) sepanjang 5 kilometer.

Kondisi tersebut sangat mengganggu lalulintas kapal berbadan besar, kata Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelni) III Cabang Sampit, Abdul Rafiq Fanany, di Sampit, Selasa.

Akibat pendangkalan, alur sungai Mentaya di dua titik itu menyempit dan rawan kandas.

Menurut Fanany, untuk menghindari kandas kapal barang maupun penumpang wajib mengikuti kapal pandu yang telah disiapkan oleh Administrator Pelabuhan (Adpel) Sampit.

Kalau air sungai Mentaya Sampit sedang surut, kapal penumpang dianjurkan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan bertahan di muara sungai menunggu hingga air pasang.

"Belakangan kadatangan kapal pengangkut penumpang arus balik lebaran sempat terlambat karena menyesuaikan kondisi air sungai Mentaya," katanya.

Sementara Kepala Operasional PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit, Sapran mengatakan, kedatangan Kapal Motor (KM) Awu dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dengan mengangkut 3.000 penumpang sempat terlambat tiba di pelabuhan Sampit karena kondisi air sungai Mentaya surut.

Arus balik lebaran yang menggunakan kapal PT Pelni dari pulau Jawa ke pelabuhan Sampit, Kotawaringin Timur jumlahnya terus meningkat hingga 28 September 2010, terangnya.(*)

ANT/S004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010