Jeddah, (ANTARA News) - Setelah menunaikan ibadah haji dan sambil menantikan penerbangan pulang ke tanah air, waktu yang luang dimanfaatkan oleh jemaah haji Indonesia untuk berbelanja terutama membeli buah tangan bagi sanak keluarga, kerabat di tanah air.

Jemaah haji Indonesia dari Mekah yang diinapkan semalam untuk transit di Jeddah mendapat kesempatan untuk belanja di Balad-kawasan wisata belanja tradisional- yang berada di tengah kota Jeddah.

Mereka diangkut dengan bus-bus besar yang merupakan paket layanan dari pengelola hotel transito, tempat mereka menginap semalam, menanti penerbangan keesokan harinya ke tanah air, demikian pantauan ANTARA, Senin.

Ratusan ribu haji mancanegara termasuk dari Indonesia "tumplek" ke Pusat Belanja Corniche di kawasan Balad untuk sekedar melihat-lihat atau memborong karpet,parfum, sajadah, madu Arab yang terkenal, abaya (pakaian wanita) atau pernik-pernik bernuansa Arab atau Islami lainnya.

Asal negara jemaah dengan mudah dapat dikenali dari jaket, slayer atau tanda-tanda lain di tas yang dibawa atau jaket yang dikenakan. Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang pada musim haji 1430H ini mengenakan jas berwarna telur asin tampak jelas di keramaian karena yang terbesar jumlahnya.

Jemaah haji Indonesia berjumlah sekitar 209.000 orang terdiri atas sekitar l92.000jemaah haji reguler (Biaya Penyelengaraan Ibadah Haji/BPIH atau dulu ONH), sekitar 17.000 haji nonreguler/non BPIH, dulu ONH Plus), belum termasuk haji nonkuota yang diberangkatkan biro-biro swasta tanpa kordinasi dengan Departemen Agama.

Toko Ali Murah dan Noor Murah merupakan favorit khususnya bagi jemaah Indonesia karena selain fasih berbahasa Indonesia, Ali, maka pemilik salah satu toko tersebut yang berasal dari Bangladesh dengan proaktif dan ramah menawarkan dagangannya.

"Monggo cah ayu, neng geulis," sapanya ketika serombongan gadis, pramugari dari salah satu perusahaan penerbangan nasional datang ke tokonya.

Dengan kemampuannya berbahasa Indonesia, juga sedikit-sedikit bahasa daerah seperti Jawa dan Sunda yang dipelajari dari para pembantunya, maka ia mampu "mengggeret" calon pembeli yang semula ragu-ragu untuk masuk ke tokonya dan kemudian menghabiskan sisa-sisa Riyalnya untuk berbelanja.

Para pramugari berbagai perusahaan nasional yang mengenakan pakaian "seragam" wanita setempat yakni abaya (gaun) hitam tampak akrab dengan si pemilik toko dan para pembantunya. Para awak kabin pesawat yang melayani rute Jeddah, menyempatkan diri berbelanja, baik untuk oleh-oleh maupun titipan.

Berbagai merk parfum, baik imitasi maupun yang orisinal, dijual di toko Ali Murah dan Noor Murah.

Selain jemaah Indonesia, Kawasan dagang Corniche juga banyak didatangi jemaah haji dari Afrika, China dan Turki.

Di Bab Sharif yang bersebelahan dengan Corniche, jemaah bisa memilih berbagai jenis madu seperti madu Yaman yang dikemas dalam pundi-pundi logam atau madu-madu Arab lainnya dalam jerigen-jerigen plastik berukuran 10 liter.

Madu Yaman berwarna hitam pekat dan kental yang katanya mampu meningkatkan kebugaran dan kejantanan itu dihargai SR300 (sekitar Rp750.000) dalam kemasan pundi logam dengan berat setengah liter.

Jika jemaah haji Indonesia lebih tertarik untuk membeli sajadah, madu, parfum atau pernik-pernik bernuansa Islami atau Timur Tengah, maka jemaah dari Afrika memburu peralatan elektronika, hiasan-hiasan ruangan atau produk lainnya dalam bal-balan, untuk dijual lagi.

Kawasan perdagangan di Bab Sharif dijuluki "Little Karthoum" atau "Little Nouakchott" karena didominasi oleh jemaah haji Sudan dan Mauritania yang memburu malhafas (pakaian wanita) sebagai cinderamata untuk dibawa pulang.

Kualitas produk yang dijual (bahannya diimpor dari Kashmir atau Jepang) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di negara mereka.

Jeddah - metropolis berpenduduk sekitar dua juta - juga memiliki banyak pusat perbelanjaan lainnya, yang menawarkan berbagai jenis barang seperti kristal, perhiasan emas dan pusat penjualan telepon genggam di kawasan jalan protokol Filistin Street.

Akan tetapi kawasan bergengsi ini kurang banyak didatangani jmayoritas jemaah haji.

Selama sehari di Jeddah, jemaah haji Indonesia mendapat kesempatan untuk berwisata ke makam Siti Hawa, Mesjid Qisash atau Mesjid Qiblatain.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009