Bandung (ANTARA News) - Kasus jemaah haji asal Sukabumi yang melahirkan saat berhaji di Tanah Suci dinilai anggota DPR sangat fatal.

"Kasus jemaah melahirkan di Tanah Suci itu sangat fatal dan pemerintah bisa jadi mendapat teguran dari pemerintah Arab Saudi," kata Anggota Komisi VIII DPR Nurul Iman Mustopa di sela-sela dengar pendapat dengan Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Senin.

Menurut Iman, aturan yang ada saat ini perlu dipertegas lagi sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di musim haji berikutnya. Ia meminta Dinas Kesehatan daerah untuk meningkatkan lagi pengawasan dan memperkuat implementasi aturan.

Pada kesempatan itu, Komisi VIII DPR mempertanyakan mekanisme dan kinerja pengawasan kesehatan calon jemaah haji Jawa Barat. Dewan menganggap munculnya kasus jemaah haji melahirkan di Tanah Suci menggambarkan belum optimalnya pengawasan kesehatan calon jemaah haji di daerah itu.

"Harus dicari penyebabnya, kenapa ada jamaah haji hamil bisa lolos. Kan jelas ada aturannya bahwa mereka yang hamil tidak bisa berangkat ke tanah suci. Kasus ini harus menjadi perhatian bersama, tak hanya di Jabar," katanya.

Peristiwa jemaah haji melahirkan di Tanah Suci, meski hanya terjadi satu kasus, namun cukup menohok bagi Dinkes Jawa Barat yang beberapa waktu sebelumnya juga disibukkan dengan kasus kematian pasca pemberian obat cacing filariasis di Kabupaten Bandung.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan mensinyalir ada `perjokian` dalam tes kehamilan jemaah haji itu sehingga lolos dari tes kesehatan.

"Mungkin ada perjokian, yang diperiksa adalah orang lain sehingga jemaah haji itu bisa lolos. Ke depan akan diperketat lagi," kata Ahmad Heryawan.

Assisten III Bidang Kesra Setda Jawa Barat, Perry Suparman mengaku langsung menggelar rapat koordinasi dan melakukan klarifikasi ke daerah asal jemaah haji yang melahirkan di tanah suci itu.

"Kami sudah meminta klarifikasi dari daerah asalnya, ke depan pengawasan di Balai Kesehatan kabupaten/ kota akan diperketat. Kemungkinan ada pemalsuan urine," kata Pery.

Sementara itu terkait jumlah `waiting list` jemaah haji asal Jawa Barat untuk musim haji 2010 mendatang cukup besar.

Berdasarkan pendaftar haji sesuai data Siskohat sebanyak 106.860 orang. Sedangkan kuota haji Jabar sebesar 37.366 orang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009