Boyolali (ANTARANews) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) asal daerah dalam penjemputan haji yang dititipkan ke kelompok terbang lain sering mengalami keterlambatan karena mereka menerima pemberitahuan kedatangan mereka juga secara mendadak.

"Petugas Haji di Arab Saudi sering memberitahukan kedatangan haji titipan secara mendadak, sehingga petugas daerah yang bersangkutan mengalami keterlambatan dalam menjemput jemaahnya," kata Kasubbag Pengumpul dan Pengolahan Data PPIH Debarkasi Surakarta, Ahmad Suaidi, di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Senin.

Menurut Suaidi, karena pemberitahuan kedatangan haji titipan ke kloter lain mendadak, maka petugas daerah sering tidak siap sehingga mereka banyak dijemput oleh keluarga haji yang bersangkutan.

Suaidi menjelaskan, keinginan yang sangat besar untuk dapat menunaikan ibadah haji sering melupakan kondisi fisik yang terkadang belum siap.

Hal itu, mengakibatkan calon haji setibanya di Arab Saudi tidak dapat melaksanakan ibadah secara sempurna sebagaimana rekan-rekannya.

Hal tersebut seperti dialami Sutini binti Kasrun (61) asal Semarang yang tergabung kloter 28, selama di Tanah Suci selalu tinggal di rumah sakit akibat mengalami stroke sejak di pesawat dalam perjalanan berangkat dari Solo menuju Jedah.

Namun, jemaah tersebut rukun dan wajib hajinya sudah dilaksanakan, meski saat wukuf di Arafah harus disafariwukufkan.

Meskipun kloter 28 sudah tiba di Solo, pada Sabtu (12/12), dia masih harus mendapatkan perawatan intensif di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekah, sehingga baru dipulangkan bersama kloter 50 yang membawa jemaah asal Kabupaten Kendal dan tiba di Solo, Minggu (20/12) pukul 17:40 WIB.

"Sutini yang berangkat haji sendirian langsung dibawa pulang ke Semarang oleh keluarganya," katanya.

Suaidi menjelaskan kloter 50 juga membawa titipan haji kloter 72 yang harus dipulangkan lebih awal, pasalnya Sugiarti binti M Sobari (49) asal Panjer Kebumen mengalami penurunan kondisi kesehatannya yang dimungkinkan efek dari operasi otak yang dialaminya tahun 1997.

Hanya saja, kata dia, kedatangan haji titipan terebut terkadang sangat mendadak pemberitahuannya sehingga cukup merepotkan petugas daerah karena mereka tidak siap dan akhirnya mengalami keterlambatan.

"Bahkan, haji bernama Sugiarti yang dititipkan ke kloter saya oleh Daker Jedah ketika sudah berada di bandara Jedah," kata petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter 50, dr. Any Yuliastuti setibanya di asrama hajiDonohudan Boyolali.

Dokter Any mengatakan haji Suhadi (74) asal Ketukan Mulyosari, Sukorejo, Kendal yang tergabung kloter 50 saat ini masih dirawat di BPHI Mekah setelah terserang stroke sejak mabit di Mina pada 5 Desember 2009.

Suaidi menambahkan, kedatangan tiga kloter di Surakarta, pada Senin (21/12), jemaah hajinya berkurang lima orang karena wafat di Tanah Suci.

Haji yang wafat, kata Suaidi, yakni dari kloter 51 asal Kendal dan Temanggung yang tiba di Bandara Adi Sumarmo Surakarta, Minggu (20/12) pukul 23.40 WIB sebanyak tiga orang terdiri Nuryati binti Warman (52) asal Tanjungmojo Kangkung Kendal.

Kemudian, Abdul Mughni Rois bin Ahmad Drais (74) asal Jurang Temanggung, dan Sutidjah binti Abd Pekih (77) asal Kedu Temanggung.

"Kloter 52 tercatat seorang haji yang wafat yakni Sumarsih binti Madyosipuro (73) asal Gandulan Kaloran Temanggung dan dari kloter 53 atas nama Sarlan bin Abd Hamdi (80) asal Karangpetir Tambak, Banyumas," kata Suaidi. (*)

Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2009