Mekah (ANTARA News) - Bagi jemaah haji asal negara-negara anggota Federasi Rusia di Asia Tengah, berhaji tidak sekedar ritual melontar setan (secara simbolis) dengan batu (jumrah) tetapi juga membawa barang dagangan ke Tanah Suci.

Jemaah haji asal negara-negara bekas sempalan Uni Soviet itu, seperti diungkapkan oleh Arabnews.com. Selasa, mendirikan sekitar 500 kios di kawasan  Kudai-lahan parkir berjarak sekitar tiga Km dari Masjidil Haram, Mekah - menawarkan barang-barang elektronika, perkakas rumah tangga, pernik-pernik  pakaian wanita, kerajinan tangan, pisau atau pedang untuk hiasan dinding.

Mereka tidak lagi menjual produk-produk "berbau" militer seperti teropong malam, baju, kaos,sepatu, seragam militer atau pernik-pernik keperluan anggota militer lainnya seperti yang dilakukan saat-saat setelah ambruknya Uni Soviet pada dekade 90`an.

Sebagian mereka juga menjual produk-produk unik dari negara-negara di kawasan Asia tengah itu seperti kaviar, barang-barang tenunan dan karpet.

Kawasan pedagang kaki lima yang baru dibuka setelah rangkaian prosesi haji rampung itu lebih banyak dikenal oleh warga yang tinggal di lingkungan kawasan Kudai atau di distrik-distrik tetangganya.

Para jemaah haji dari manca negara termasuk dari Indonesia juga jarang shopping di pusat perdagangan kakilima tersebut karena sebagian sudah meninggalkan Mekah, menuju Madinah atau kembali ke tanah air.

Mengingat sebagian barang-barang yang dijual beraneka ragam namun dengan jumlah terbatas dan bukan produk massal, pasar ini biasanya didatangi oleh pemburu barang-barang unik, khas Asia Tengah atau barang-barang antik dari kawasan itu.

Calon pembeli juga bisa menemukan kitab Quran yang ditulis dengan tinta emas bergaya kaligrafi Andalusia.

Jemaah haji Indonesia umumnya lebih tertarik untuk menyerbu pasar-pasar tradisional misalnya di kawasan belanja seputar bekas "Pasar Seng", dekat Masjidil Haram di Mekah atau kawasan belanja Corniche di Jeddah atau kiso-kios pedagang kakilima yang bertebaran di seputar Mesjid Nabawi, Madinah.

Produk Cina mendominasi pasar-pasar tradisional itu, mulai dari produk elektronika, mainan anak, karpet, barang-barang keperluan rumah tangga, sampai karpet, pasmina, sajadah dan mukenah.

Indonesia yang merupakan negeri dengan mayoritas pemeluk Islam terbesar di dunia agaknya belum banyak "berbicara" dalam menampilkan produk-produknya bagi jutaan konsumen umat Islam sedunia yang berkumpul di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.

Diperkirakan omset penjualan harian di kawasan kakilima Kudai mencapai SR500-ribu sekitar (Rp1,25 milyar), sedangkan selama sekitar satu bulan kegiatan, diperkirakan pedagang-pedagang kakilima dari Federasi Rusia itu bisa mengantongi sampai SR15-juta (sekitar Rp37,5 milyar).

Kawasan Kudai selain pusat kakilima juga tempat pengambilan air zam-zam`yang dialirkan dari sumbernya di kawasan Masjidil Haram melalui pipa-pipa bawah tanah.

Umum bisa mengambil air zam-zam yang diyakini berkhasiat untuk penyembuhan berbagai penyakit itu secara gratis dari kran-kran yang mengucurkannya. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009