Makassar (ANTARA News) - Sebagian besar calon haji asal Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, membawa beras saat berangkat ke Tanah Suci, meskipun dalam jumlah sedikit.

"Dalam tradisi masyarakat Sidrap, saat akan pergi ke daerah yang jauh, apalagi ke luar negeri, mereka membawa beras meskipun dalam jumlah yang sedikit," ungkap Ketua Kloter 35, Abdul Rahim, di Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan, saat dilakukan pemeriksaan koper di asrama Haji Sudiang, sebagian besar Calhaj membawa beras dengan jumlah yang bermacam-macam.

Menurut dia, ada Calhaj yang membawa beras hingga lima liter, dan ada pula yang membawa beras hanya sebanyak satu liter saja.

"Mungkin saja hal-hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan Calhaj yang berangkat ke Tanah Suci saat masih menggunakan kapal laut, sehingga memang harus membawa beras sebagai bahan makanan di atas kapal," ungkapnya.

Kebiasaan tersebut, kata dia, turun temurun dilaksanakan dan akhirnya menjadi tradisi bagi Calhaj yang akan berangkat ke Tanah Suci.

Ia menambahkan, selain sebagai bentuk tradisi, membawa beras selama bepergian ini juga memiliki nilai spiritualitas, dimana beras menyimbolkan sumber kehidupan.

"Kami juga tidak bisa melarang Calhaj yang akan membawa beras, karena justru akan menimbulkan dampak psikologis bagi Calhaj yang berangkat, dan akhirnya mempengaruhi proses Ibadah Haji," tandasnya.

Selain menemukan beras dalam koper Calhaj, saat dilakukan pemeriksaan pihak bea dan cukai menemukan puluhan liter minyak goreng.

Puluhan liter minyak goreng milik Calhaj tersebut terpaksa disita karena tidak diperbolehkan oleh pihak bea cukai di Arab Saudi.

(ANT-103/B013/S026)

Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010