Mekkah (ANTARA News) - Jamarot masih merupakan titik yang mengkhawatirkan bagi jamaah haji asal Indonesia dengan kondisi tempat untuk melempar jumroh berlantai lima, sehingga penyebaran jamaah semakin luas dan pemantauan petugas semakin terbatas.

Hal ini berdasarkan pengamatan petugas sektor Mina yang sudah melakukan orientasi lapangan untuk mempersiapkan proses pelaksanaan jamaah haji di Mina, kata Wakasatgas Mina Kasmudi Ihsanudin Salam di Wisma Haji Rusyaifa, Mekkah, Jumat.

Jamarot, tempat untuk melempar jumroh, kini sudah dibangun menjadi lima lantai. Otomatis, penyebaran jamaah semakin luas dan pemantauan petugas semakin terbatas, katanya.

Sisi positifnya, kepadatan jamaah dalam satu titik akan terurai dan tersebar di lima lantai tersebut. "Kita evaluasi titik kritis berada di jamarot," katanya lagi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengatakan, pihaknya sudah membagi tim yang terdiri dari 12 komando maktab. Nanti dari 12 komando tersebut akan membawahi beberapa maktab yang ada di Mina.

Jarak antara Kantor Misi Haji Indonesia di Mina dengan jamarat sekitar dua kilometer, sementara jarak tenda jamaah terjauh di Mina Jadid menuju jamarat sekitar tujuh kilometer. Mina Jadid merupakan pengembangan dari Mina yang karena faktor alam tidak bisa menampung semua jamaah. Di Mina Jadid ada 10 maktab Indonesia.

Pantauan di Jamarot, terdapat ruang yang cukup luas bagi jamaah untuk berlalu lalang. Lalulintas jamaah pun diatur sedemikian rupa supaya tidak terjadi tabrakan antarjamaah.

Lalaulintas para jamaah akan diberlakukan satu arah untuk pintu masuk jamarat dan keluar jamarat melalui jalan lainnya. (*)



(T.E001/R014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010