Benito Mussolini (Il Duce) meresmikan Piala Dunia kedua di negaranya Italia tahun 1934 dan menjadikannya bagian dari serangkaian peristiwa global yang akan mengubah dunia modern.

Ketika rakyat Italia bersiap berpesta, di Jerman Hitler memaklumatkan Undang-Undang Pertahanan Ras Arya yang melegalkan pembasmian ras-ras minoritas termasuk Yahudi.

Mao Tze Dong, memulai salah satu aksi bersejarahnya dalam revolusi komunis di China yakni 'Long March'.

Di Amerika Latin Gerilyawan revolusioner karismatik Augusto Cesar Sandino, ditembak mati Jenderal Somoza di Nikaragua. Sementara Bolivia dan Paraguay berperang atas nama Standard Oil dan Shell memperebutkan wilayah Chaco yang ternyata tak mengandung minyak.

Di utara polisi Lousiana, Amerika Serikat (AS), menembak mati pasangan kekasih perampok bank legendaris Bonnie Parker dan Clyde Barrow. Sementara mantan perenang peraih emas AS, Johnny Weissmuller melakukan lolongan pertamanya di film Tarzan.

Italia pun menjadi negara Eropa pertama yang menjadi tuan rumah perhelatan terakbar sepak bola dunia itu dan kelak menjadi tim Eropa pertama yang mengangkat piala dunia.

Turnamen itu juga lebih besar dari Piala Dunia pertama di Uruguay dengan delapan kota penyelenggara, siaran langsung pertandingan melalui radio di 12 negara peserta, dan 16 peserta yang lolos, untuk pertama kalinya, melalui babak kualifikasi yang diikuti 32 negara.

Akan tetapi absennya tim juara bertahan Uruguay, membalas ketidakhadiran Italia pada 1930, menjadi catatan penting dalam sejarah Piala Dunia karena Uruguay adalah satu-satunya tim yang tidak mempertahankan gelarnya.

Memasuki babak semifinal, dua kandidat yang paling diunggulkan, Italia dan Austria, harus berhadapan. Tim Austria yang dilatih Hugo Meisl memperkenalkan gaya permainan umpan pendek a la danubian school yang dipopulerkan oleh pelatih Inggris Jimmy Hogan.

Empat bulan sebelum semifinal itu, Italia pernah dikalahkan Austria 4-2 dalam sebuah laga di Kota Florence, Italia. Dilatih Vittorio Pozzo yang otoriter, Italia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dan berkat gol Enrico Guaita di babak pertama Italia berhasil menjejak di partai final menerima tantangan Cekoslowakia.

Tidak jauh berbeda dengan Austria, Cekoslowakia memainkan sepak bola dengan umpan-umpan pendek yang memang menjadi tren di persepakbolaan dunia di tahun 1920-an.

Diperkuat oleh penyerang peraih sepatu emas di turnamen itu, Oldrich Nejedly, Cekoslowakia telah mengalahkan Rumania, Swiss, dan Jerman di babak-babak sebelumnya.

Menghadapi Italia di Stadion PFN, 10 Juni 1934, Cekoslowakia justru berhasil mencuri gol terlebih dahulu di 14 menit terakhir pertandingan. Terima kasih kepada Raimundo Orsi, pemain Argentina yang bermain untuk Italia, ia berhasil mencetak gol penyeimbang di menit 81.

Memasuki babak pertambahan waktu, Italia berhasil unggul berkat gol Schiavino setelah menerima umpan silang matang Guiseppe Meazza.

Italia menjadi negara Eropa pertama yang mengangkat piala dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2010