Jakarta (ANTARA News) - Berada di Grup H bersama Spanyol, Chile, dan Honduras, Swiss merupakan tim yang paling asing di grup tersebut karena lawan-lawan semua memiliki nuansa Amerika Latin atau Hispanic.

Yang menjadi favorit di grup tersebut sudah barang tentu juara Eropa, Spanyol, meskipun negara tersebut tidak bisa meremehkan ambisi Chile. Tim Negara Amerika Selatan tersebut berambisi menjuarai grup tersebut, dan meskipun setelah 12 tahun baru lolos ke putaran final Piala Dunia 2010, pasukan asuhan Marcelo Bielsa itu secara luas akan membuat satu atau dua sensasi.

Honduras dan Swiss mungkin dianggap sebagai tim yang kualitasnya lebih rendah, tetapi tidak ada yang bisa diremehkan di ajang sepak bola dunia seperti ini.

Spanyol:
Juara di kancang Eropa tidak serta merta menjami sukses Spanyol di Piala Dunia, sama seperti halnya saat La Roja mengalami kegagalan di Piala Konfederasi FIFA 2009.

Tetapi, Spanyol tentu saja ingin mencapai keberhasilan di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, berdasarkan kenyataan bahwa mereka memenangi kesepuluh pertandingan kualifikasi.

Mengingat kenyatan bahwa mereka tidak pernah kalah dari tim saingan mereka di grup H tersebut, tim asuhan Vicente de Bosque itu mempunyai alasan untuk berkeyakinan tentang harapan mereka untuk melaju ke babak berikutnya.

Spanyol mempunyai rekor 15 kali menang dan tiga kali bermain imbang melawan Swiss. Mereka menang enam kali dan sekali bermain imbang mlawan Chile, sementara sekali bermain imbang melawan Honduras.

Chile:
Di bawah asuhan pelatih asal Argentina, Marcelo Bielsa, Chile tampil gemilang di kualifikasi grup Amerika Selatan, dengan menempati posisi kedua klasemen umum, hanya satu angka setelah Brasil dan mengungguli Argentina, superpower lainnya benua tersebut.

Humberto Chupete Suazo mengakhiri kompetisi tersebut sebagai pencetak gol terbanyak dan kini ingin tampil mengesankan dunia dengan kemampuannya melakukan penyelesaian akhir.

Swiss:
Setelah tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2006 di Jerman, Swiss harus bekerja keras dalam perjalanannya k Afrika Selatan, dengan mengungguli Yunani satu angka di grupnya.

Ahli taktik asal Jerman yang menjadi pelatih mereka, Ottmar Hitzfeld, memulihkan kepercayaan Swiss setelah tim itu sebelum sempat tampil mengecewakan di kandang sendiri di Euro 2008.

Swiss menjuarai Piala Dunia FIFA U-17 bulan lalu di Nigeria, untuk pertama kalinya negara Eropa tengah meraih gelar FIFA tersebut.

Hanya beberapa hari setelah prestasi bersejarah tersebut, tim sepak bola pantai Swiss menjadi runner-up di Dubai pada 2009, melanjutkan keberhasilan yang mengagumkan negara tersebut.

Dengan diperkuat oleh para pemain muda yang penuh semangat untuk tampil di arena dunia tersebut, kinilah boleh jadi saatnya bagi Swiss untuk menunjukkan kemampuan mereka.

Honduras:
Para pendukung Honduras atau Catracho menumpukan harapan tim kesayangannya tampil di panggung dunia itu di pundak pelatih asal Kolombia Reinaldo Rueda setelah ia membawa negara Amerika Tengah tersebut untuk kedua kalinya tampil di putaran final Piala Dunia.

Honduras melaju ke putran final turnamen sepak bola dunia tersebut setelah "sport jantung" di akhir babak kualifikasi.

Pemain berbakat Wilson Palacios merupakan tumpuan harapan para pendukungnya untuk tampil mengesankan di ajang dunia tersebut, sementara pemain veteran Carlos Pavon ingin mengakhiri karir internasionalnya dengan cara yang luar biasa.

Meskipun tidak pernah menang di Piala Dunia 1982 di Spanyol, Honduras ingin mencatat rekor di Piala Dunia yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di benua Afrika tersebut.

Nasib membawa Honduras dan Spanyol untuk bertemu lagi sekitar 28 tahun setelah pertemuan pertama mereka di putaran final Piala Dunia.

Dalam pertemuan itu mereka bermain imbang 1-1. Piala Dunia 1982 di Spanyol itu merupakan debut Los Catrachos dan pendatang baru itu hampir membuat kejutan dalam pertandingan pertamanya melawan tuan rumah.

Hector Zelaya membuat negara Amerika Tengah tersebut unggul terlebih dahulu setelah pertandingan baru berjalan tujuh menit, tetapi Lopez Ufarte menyamakan kedudukan untuk Spanyol melalui tendangan penalti di babak kedua. (S005/A032)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010