Cape Town (ANTARA News) - Penyandang gelar Italia,-- di negaranya dianggap sebagai juara bertahan yang tidak berpengharapan mempertahankan gelar dan selalu tampil lamban pada awalnya,-- kelihatannya menghadapi lawan berbahaya yang sedang dalam performa puncak, Paraguay, pada pertandingan Grup F, Senin.

Pelatih Marcello Lippi tetap menaruh kepercayaan penuh pada timnya yang menang di Berlin empat tahun lalu, tetapi media lokal dan pendukung tidak pernah berhenti mengeluh kendati mereka tidak pernah terkalahkan pada babak meunju penyisihan grup.

Imbang melawan Swiss dan kalah atas Meksiko pada pertandingan pemanasan sebenarnya sudah cukup membawa tim itu ke kancah permainan panas tetapi Lippi kelihatannya masih belum yakin dengan susunan pemain pilihannya dan inilah yang dikhawatirkan pendukung.

Dengan hasil pertandingan lain melawan Selandia Baru dan Slovakia yang hasilnya tidak dapat diprediksi, tim empat kali juara itu bisa saja gagal maju dan tim Azzuri itu kelihatannya lebih yakin dengan kekuatan mereka masa lalu ketimbang para pemain berbakat saat ini.

"Kami memiliki tradisi, memiliki karakter. Bila kami turunkan pasukan perang di lapangan maka kami siap bertempur dengan siapa saja," kata kapten Fabio Cannavaro, pemain cemerlang 2006 yang kini berusia 36 tahun tetapi sekarang kelihatan sudah mulai menurun permainannya.

"Pelatih mencoba apa saja sebelum memutuskan pemain terbaik untuk tim, itu haknya. Tapi kami tidak tahu apa yang akan dilakukannya," katanya.

Semua percobaannya itu, tetap masih kabur pada para pengamat di Italia dan mereka tidak tahu bagaimana susunan pemain Lippi pada pertandingan Senin.

Pemain tengah Andrea Pirlo tidak turun lapangan karena mengalami cedera paha pada dua laga awal sedangkan Daniele del Rossi absen pada pertandingan Jumat yang berkesudahan 6-0 lawan Gauteng All Stars, karena masalah sama.



Ancaman gebrakan

Antonio Di Natale, dengan 29 gol bersama Udinese dan sebagai pencetak gol terbanyak dalam kompetisi Seri A musim ini, serta Alberto Gilardino, merupakan ancaman yang akan menggebrak dan Lippi, tidak mengejutkan, tidak terkesan dengan berbagai kritikan padanya.

"Tidak ada tim yang datang ke Piala Dunia yang tidak mengetahui pasti apa yang akan mereka lakukan. Mereka tumbuh bersama turnamen," katanya.

Sedangkan Paraguay, tidak pernah maju ke putaran kedua dalam tujuh penampilan mereka pada babak final Piala Dunia. Mereka tumbang pada babak awal empat kali.

Kali ini, rasa percaya diri mereka tinggi setelah menampilkan permainan mengesankan dalam kampanye penyisihan dan berada di urutan kedua serta mengalahkan Brazil dan Argenteina.

Kehilangan striker utama pada penyisihan, Salvador Cabanas, yang kena tembak di kepalanya di Mexico City, mereka tetap menunjukkan bentuk puncak mereka di pertandingan pemanasan, imbang lawan Pantai Gading, kalah tipis atas Irlandia dan mengalahkan Korea Utara serta Yunani.

Roque Santa Cruz tetap sebagai striker kunci, walau nyaris tidak turun lapangan bersama Manchester City, tetapi masalah serius terjadi pada rekannya pemain depan Oscar Cardozo.

Striker Benfica itu yang membagi bersama temannya urutan teratas pencetak gol musim ini, mengalami cedera pergelangan dan kelihatannya absen pada pertandingan Senin.

Pelatih Gerardo Martino sudah menyiapkan penggantinya pemain bertubuh jangkung kelahiran Argentin, striker Borussia Dortmund Lucas Barrios, yang dilahirkan ibu kelahiran Paraguay dan sudah mencetak tiga gol dalam tiga laga sejak berhak mendukung negara itu.

Kendati Paraguay gagal pada laga sebelumnya, ada rasa yakin cukup besar tentang permainan mereka setelah pada babak penyisihan imbang atas Italia.

"Saya gembira bermain lagi Italia. Saya menyukai fakta ini merupakan tim besar," kata Martino dalam majalah "World Soccer".

"Apapun yang akan terjadi, susah atau mudah, itu semua tergantung pada kami sendiri," katanya. (A008/A016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010