Jakarta (ANTARA) - Banyak wirausaha perempuan bermunculan dan meraup sukses di dunia digital dengan kegigihannya belajar dan berusaha, termasuk dengan memanfaatkan semua program pelatihan dan edukasi yang disediakan platform online, seperti e-commerce, salah satunya adalah Natalia Dewi, pemilik toko yang menjual produk baju Muslim pria dan wanita berukuran besar (big size) di Lazada Indonesia.

Baca juga: UMKM yang beralih ke digital lebih bertahan di masa pandemi

Kemampuannya membaca data sebagai salah satu hasil dari aktifnya dia mengikuti pelatihan di platform juga menjadikan Natalia selalu terdepan dalam hal menyikapi tren yang ada di pasaran. Alhasil, kini ia mampu mempekerjakan hingga 100 orang penjahit untuk mendukung usahanya.

Sejak membuka toko di platform e-commerce tersebut pada 2019, Natalia yang berdomisili di Solo terus berkomitmen untuk menjadikan usahanya bermanfaat bagi banyak orang, apalagi didorong situasi saat ini yang membuat banyak orang di sekitarnya harus kehilangan pekerjaan. Ia bertekad agar bisnisnya bisa mendatangkan keuntungan untuk masyarakat sekitarnya. Natalia sadar, salah satu cara untuk bisa kompetitif di dunia daring adalah dengan terus meningkatkan ilmu terkait dengan mengoperasikan bisnis secara digital.

Kesadaran ini mendorong Natalia untuk rajin mengikuti berbagai program pelatihan dan edukasi yang diselenggarakan oleh platform, juga aktif mengikuti kelas daring yang menghadirkan pembicara dari platform atau pembicara profesional. Natalia dibimbing secara langsung dengan mentor mengenai strategi terbaik untuk mengembangkan bisnisnya serta diajari cara membedah data dan fitur tokonya, yang kemudian digunakannya dalam menyusun strategi bisnisnya.

Baca juga: Mereka yang bangkit dari pandemi COVID-19

“Menjadi perempuan bukanlah penghalang dalam mencapai tujuan kita. Malahan ketekunan dan kegigihan yang biasanya dimiliki perempuan menjadi salah satu kekuatan kita dalam memulai usaha," kata Natalia, dikutip dari siaran resmi Lazada Indonesia, Minggu.

“Jangan lupa memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar yang ditawarkan platform dan sering-seringlah berdiskusi dengan sesama penjual, karena pengalaman mereka bisa menjadi pembelajaran yang berharga,” lanjut Natalia.

Kini Natalia tidak saja mampu memahami semua keunggulan fitur yang ada di platform, namun juga mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan fitur-fitur tersebut demi meningkatkan penjualan. Natalia juga mampu menganalisis setiap insights serta data dari kinerja tokonya dan memanfaatkannya menjadi sebuah strategi bisnis baru yang menguntungkan.

Kemampuannya menganalisis data dan membaca tren yang ada di pasaran juga membuatnya selalu bisa mengambil kesempatan dari setiap tren baru. Sebagai contoh, Natalia melihat bahwa sejak pandemi, banyak orang bekerja dari rumah sehingga tren baju rumahan (daily wear) meningkat. Natalia pun berinovasi pada portofolio tokonya dan mengeluarkan model pakaian daily wear yang nyaman digunakan ketika beraktivitas di rumah, namun juga tetap modis saat harus berkegiatan di luar rumah.

Baca juga: Kiat UMKM manfaatkan teknologi agar bertahan PPKM Darurat

Kegigihan Natalia ini sejalan dengan hasil dari Laporan International Finance Corporation (IFC) berjudul “Perempuan dane-commerce di Asia Tenggara” yang belum lama ini diluncurkan. Laporan yang disusun dengan menggunakan data dari Lazada ini menunjukkan bahwa selain perempuan memiliki peran penting dalam kontribusi ke pasar e-commerce , dimana pasar e-commerce Asia Tenggara diperkirakan dapat tumbuh hingga lebih dari 280 miliar dolar AS antara tahun 2025-2030 dengan kontribusi penjual perempuan. Hasil riset IFC juga menunjukkan bahwa penjual perempuan banyak beralih atau mengembangkan bisnisnya di e-commerce untuk bisa terus menumbuhkan usahanya.

Laporan IFC juga mengemukakan bagaimana penjual perempuan pada umumnya lebih menghargai pelatihan dan edukasi, serta dukungan bisnis lainnya yang disediakan oleh platform e-commerce , termasuk akses pembiayaan.

Meskipun baru memulai bisnisnya tahun 2019, Natalia telah berhasil meningkatkan jumlah penjualannya hingga lima kali lipat dengan rajin mengikuti berbagai program promosi rutin. Selain itu, Natalia juga sering mengaktifkan fitur promo gratis atau potongan ongkos kirim dengan minimum pembelanjaan tertentu. Fitur ini dinilai cukup membantu meringankan ongkos kirim bagi pelanggan, khususnya yang berdomisili jauh dari tempatnya di Solo.

Kini Natalia tidak hanya memiliki kemandirian finansial, namun ia juga mampu memberdayakan banyak perempuan di sekitar kota Solo, tempatnya berdomisili. Agar dapat memenuhi pesanan tokonya yang kian meningkat, selain karyawan yang membantu perihal administrasi dan pengepakan, Natalia juga mempekerjakan hingga 100 penjahit. Kebanyakan adalah perempuan dan menjadi tulang punggung di keluarga mereka sejak terjadi banyak PHK akibat pandemi COVID-19.

“Meski usaha saya masih terbilang baru, saya sangat senang dapat memberikan manfaat bagi komunitas sekitar. Bagi saya, kunci dalam menjalani usaha secara efektif adalah dengan terus memperkaya diri dengan ilmu. Nikmati perjalanan pasang surut dalam berusaha, dan jangan pernah berhenti untuk belajar baik dalam mempelajari mode bisnis dan tren di pasar,” tutup Natalia.

Sementara itu, Haikal Bekti Anggoro, SVP, Traffic Operations & Seller Engagement, Lazada Indonesia, mengatakan pihaknya percaya platform digital membuka peluang yang setara untuk pebisnis sehingga perputaran roda perekonomian Indonesia bisa dimaksimalkan.

"Tak terkecuali bagi perempuan yang di dunia bisnis tradisional menghadapi banyak rintangan dan stigma tertentu,” jelas Haikal.


Baca juga: Pertumbuhan e-commerce Indonesia buka peluang sektor logistik

Baca juga: Kominfo dorong BUMDes dan koperasi masuk platform digital

Baca juga: BSSN: Pertumbuhan UMKM digital perlu dibarengi ilmu keamanan siber

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021