Bandarlampung (ANTARA News) - Arus kendaraan di jalan lintas Sumatra wilayah Bandarlampung Jumat pagi macet sepanjang kurang lebih empat kilometer, baik tujuan Pelabuhan Panjang dan Bakauheni maupun dari arah kedua pelabuhan itu menuju Terminal Rajabasa, Bandarlampung.

Berdasarkan pantauan ANTARA di beberapa titik lintas Sumatera, kemacetan makin parah karena jumlah polisi yang mengatur arus lalu lintas di perempatan jalan hanya beberapa orang.

Kemacetan juga menghambat kelancaran arus kendaraan di dalam Kota Bandarlampung, karena arus kendaraan yang melintasi perempatan jalan lintas itu juga tersendat.

Pesatnya pertumbuhan penduduk Bandarlampung mengakibatkan mereka banyak membangun permukiman dan tempat usaha di pinggiran jalan lintas Sumatera. Akibatnya, jalan lintas yang puluhan tahun lalu masih di pinggiran kota, kini berada di pusat Kota Bandarlampung.

Sementara lebar jalan negara dua arah itu kurang lebih enam meter, namun tiap hari dipadati kendaraan, termasuk truk sarat muatan, menuju Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, atau dari arah kedua pelabuhan menuju berbagai daerah di Sumatera.

Titik kemacetan panjang selalu terjadi di perempatan Tanjungsenang, Sukarame, Kalibalok hingga pertigaan Panjang di jalan lintas ruas Rajabasa- Panjang.

Kondisi jalan yang masih rusak --meski telah ditambal sekadarnya menjelang Lebaran lalu-- mengakibatkan kendaraan harus melaju perlahan. Kondisi sisi jalan yang juga rusak parah mengakibatkan arus kendaraan makin tersendat, karena kendaraan makin sulit melintasinya.

Kemacetan di jalan lintas Sumatera Wilayah Lampung makin parah dari bulan ke bulan, karena perbaikan dan pelebaran jalan itu tidak kunjung dilaksanakan.

Sebagian besar kendaraan dari Sumatera ke Jawa, atau sebaliknya, memilih melewati jalan lintas itu, karena kondisi jalan yang relatif lebih aman dengan waktu tempuh perjalanan yang lebih pendek.

Barang dari Sumatera ke Jawa, termasuk komoditas perkebunan, peternakan dan pertanian, dikirimkan melalui Pelabuhan Bakauheni (Lampung Selatan) menuju Pelabuhan Merak (Banten). Barang dari Jawa, terutama hasil industri, dikirimkan ke Sumatera melalui Pelabuhan Merak menuju Bakauheni.

Rute pusat Kota Bandarlampung ke Panjang yang berjarak sekitar 18 km, kini ditempuh paling cepat satu jam. Pada waktu pagi atau sore hari, waktu tempuhnya bisa lebih lama lagi. Sedang rute Bandarlampung - Pelabuhan Bakauheni sepanjang 90 km, normalnya bisa dicapai sekitar 2 jam, namun kini waktu tempuhnya jauh lebih lama dari itu.

Kemacetan dan kerusakan jalan itu jelas menghambat pertumbuhan ekonomi di daerah Sumatera, sehingga pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu meningkatkan kerja sama untuk membangun prasarana jalan negara yang lebih memadai di Pulau Sumatera.

Menurut pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Unila, Asrian Hendi Cahya, tersedianya jalan negara yang layak memang berkontribusi sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera, sehingga pemerintah perlu lebih fokus untuk mengatasi masalah kerusakan jalan di daerah itu.

"Jalan lintas Sumatera merupakan jalan negara kelas tiga, sementara daerah di Sumatera terus berkembang. Lalu lintas barang dan manusia berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan daerah itu, sehingga kondisi jalan sekarang tidak mampu mengimbangi perkembangan itu," katanya.

Sejumlah warga Bandarlampung mengharapkan pemerintah segera mengatasi kemacetan di jalan lintas Sumatera itu dengan membangun jalan alternatif ruas Pelabuhan Panjang- Natar agar truk barang tidak lagi melintasi Kota Bandarlampung.

Selain itu, pembangunan jalan tol di Lampung juga mendesak dilakukan untuk memperlancar pengiriman barang dari Sumatera ke Jawa atau sebaliknya.

"Pembangunan jalan tembus Pelabuhan Panjang- Natar yang mendesak dilakukan, karena bisa memperpendek waktu tempuh perjalanan, sehingga truk barang tidak lagi melewati Kota Bandarlampung," kata Duan, warga Sukarame Bandarlampung.

(H009/T013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010