Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia A Kohilan Pillay, menyatakan tenaga kerja Indonesia (TKI) berperan besar dalam pembangunan di Malaysia terutama di sektor konstruksi, perkebunan dan penyediaan tenaga kerja untuk rumah tangga.

"Kami mengakui, TKI memberikan sumbangsihnya pada pembangunan negara ini," kata Kohilan dalam "Titian Muhibah Indonesia-Malaysia II" yang dilaksanakan Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, akhir pekan.

Kohilan Pillay mengharapkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia bekerja dengan baik dan mengikuti peraturan hukum yang ada di Malaysia.

"Saya masih ingat apa yang dikatakan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Muhaimin Iskandar, yang mengatakan bahwa pekerja Indonesia di Malaysia juga merupakan duta-duta bangsa," jelas Kohilan.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Tatang B. Razak menyatakan sudah saatnya hubungan Indonesia-Malaysia dinaikan ke tingkat yang lebih profesional.

"Kita akan terus berusaha meningkatkan hubungan Indonesia-Malaysia menjadi hubungan profesional, bukan lagi sekedar hubungan tradisonal," ujar Tatang.

Langkah saling memahami kedua belah pihak ditengarai dapat memerkecil gesekan yang sering muncul antara kedua negara.

"Kita ingin memberikan pemahaman yang betul kepada Warga Negara Malaysia tentang Indonesia, sebagaimana kita akan memberikan informasi sebenarnya tentang Malaysia kepada Warga Negara Indonesia" katanya.

Wakil Dubes RI Untuk Malaysia mencontohkan sebuah fakta dalam kunjungannya ke Sabah, beberapa masyarakat i sana mengenal Indonesia hanya sebatas perbatasan Nunukan.

"Mereka terkejut ketika diinformasikan tentang luas dan besarnya Indonesia" ujar Tatang.

Tatang mengungkapkan hubungan Indonesia-Malaysia saat ini dalam kondisi cukup baik.

"Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat 2004 lalu, tercatat sekitar 20 kali pertemuan diadakan dengan pemimpin Malaysia. Ini merupakan pertemuan dengan intensitas terbesar dalam hubungan Indonesia dengan negara lain," paparnya.(*)

N004/C004/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010