Kendatipun ada perbedaan pendapat antara mereka, pemerintah Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina telah meminta kami melanjutkan perundingan-perundingan ini dalam usaha menciptakan kondisi-kondisi sebagai dasar mereka dapat melanjutkan perundingan-perundingan langsung," kata Mitchell kepada wartawan setelah bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
"Kedua pihak ingin melanjutkan perundingan-perundingan ini, mereka tidak ingin menghentikan perundingan," tambahya.
Utusan Timur Tengah AS itu tiba di Kairo Sabtu sebagai bagian dari lawatannya ke kawasan itu yang bertujuan menyelamatkan perundingan perdamaian langsung yang baru itu.
Perundingan-perundingan yang didukung AS itu dimulai 2 September, tetapi nyaris ambruk karena Israel menolak memperpanjang pembekuan 10 bulan pembangunan rumah-rumah baru di Tepi Barat, berakhir sepekan lalu.
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Sabtu mendesak Abbas mundur dari perundingan-perundingan itu karena sikap Israel menyangkut pembangunan permukiman itu, kata juru bicaranya di Ramallah.
Dalam usaha mengatasi kebuntuan itu, Mitchell bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jerusalem dan dengan Abbas di Ramallah, Jumat, sebelum terbang ke Qatar untuk melakukan perudingan-perundingan lagi. Ia menurut rencana mengunjungi Jordania, Ahad.
Palestina menganggap kehadiran sekitar 500.000 warga Israel di lebih dari 120 permukiman yang terpencar di Tepi Barat dan Jerusalem timur yang dicaplok negara Yahudi itu sebagai hambatan besar bagi pembentukan sebuah negaranya.
Masyarakat internasional menganggap permukiman-permukiman itu tidak sah. (*)
AFP/H-RN/B002
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010