Pasir Pengaraian, Riau (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Resor Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau, siap memperketat pengamanan perbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara menyusul semakin dekatnya komplotan bersenjata ke wilayah Rohul.

"Kita siap memperketat pengawasan di daerah yang berbatasan terutama dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), setelah disana terjadi baku tembak antara kelompok bersenjata dengan polisi", kata Kapolres Rohul, AKBP Adang Suherman kepada ANTARA, Minggu.

Lokasi komplotan bersenjata yang masih diduga polisi memiliki kaitan dengan jaringan teroris itu dilaporkan terus bergerak dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi, lalu Kabupaten Serdang Bedagai dan bisa terhubung ke Riau melalui jalan lintas.

Dia mengatakan, komplotan bersenjata di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara itu diduga masih ada hubungannya dengan jaringan teroris yang telah melakukan aksinya sekitar dua pekan lalu. Untuk antisipasi itu, ia mengatakan telah menurunkan 40 personil polisi serta 20 personel TNI, dan 10 personel Brimob yang di tempatkan di lima pos kawasan pintu masuk Rohul.

"Sudah hampir dua pekan kita perketat pengamanan wilayah perbatasan dengan melukan penambahan personel", ujarnya.

Menurut dia, personel polisi juga telah dilengkapi dengan berbagai jenis senjata api pada setiap pos pengamanan. Senjata itu terdiri dari dua pucuk senjata laras pajang Roger mini SB serta dua pucuk senjata laras pendek pendek jenis Revolver.

"Pos pengamanan yang telah kita siagakan tidak hanya dengan wilayah Sumut saja, tapi ada di beberapa daerah yang berkemungkian menjadi jalan lintas para komplotan bersenjata itu", katanya.

Kapolres Rohul, juga mengatakan telah terus berupaya meningkatkan pengamanan melalui anggota polisi yang bertugas di seluruh polsek serta Pos Polisi, Koramil di sejumlah kawasan perbatasan kabupaten Rohul.

"Kita telah menginstruksikan kepada jajaran kepolisian sektor (polsek) untuk selalu mewaspadai berbagai bentuk potensi yang mencurigakan di tiap daerah", kata Adang. (ANT-141/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010