Seoul (ANTARA) - Korea Selatan memperketat pembatasan sosial di sebagian besar wilayah negara itu untuk memerangi wabah virus corona terburuk, setelah kasus baru COVID-19 pada Selasa (13/7) melampaui puncak harian sebelumnya menjadi 1.615.

Di tengah kekhawatiran yang meningkat terhadap varian Delta yang lebih menular dan vaksinasi yang stagnan, angka harian terbaru dengan mudah melampaui rekor sebelumnya pada Jumat lalu yang mencapai 1.378.

Infeksi klaster telah menyebar dengan cepat di ibu kota Seoul dan sekitarnya yang dipicu oleh varian Delta, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Perdana Menteri Kim Boo-kyum mengatakan mulai Kamis pemerintah akan memperketat pembatasan sosial di sebagian besar wilayah, kecuali sejumlah wilayah di selatan, ke Level 2 dari skala empat level pengetatatan di negara itu.

Baca juga: Kasus harian COVID-19 Korsel tembus 1.000 sepekan terakhir

Di bawah pengetatan Level 2, pertemuan lebih dari delapan orang dilarang, restoran dan bar juga harus tutup pada tengah malam.

Pengetatan itu masih berada dua tingkat di bawah pembatasan terberat Level 4, di mana masyarakat dilarang mengadakan pertemuan lebih dari dua orang setelah jam 6 sore. Pengetatan Level 4 telah diberlakukan di Seoul dan sekitarnya sejak Senin (12/7).

Lonjakan kasus baru yang sedang berlangsung sebagian dipicu oleh sebaran varian Delta, yang menyumbang 30,7 persen dari semua kasus baru yang dilaporkan pada 4-10 Juli, dan hampir 70 persen dari jenis lain yang lebih menular, kata KDCA.

Baca juga: Korsel catat 1.100 kasus baru COVID-19 pada Minggu

Gelombang infeksi baru di Korsel sejauh ini membawa lebih sedikit kasus serius dan kematian daripada gelombang sebelumnya. Banyak warga Korsel yang lebih tua dan lebih rentan kini sudah divaksin anti virus corona.

Total kasus di negara itu selama pandemi mencapai 171.911 dengan 2.048 kematian, menurut data KDCA.

Namun, kecepatan vaksinasi melambat dalam beberapa minggu terakhir. Baru 30,6 persen dari 52 juta penduduk Korsel yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan tingkat vaksinasi di banyak negara maju lainnya, termasuk Inggris dan Singapura, yang melebihi 60 persen.

Sumber : Reuters

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021