Bengkulu (ANTARA News) - "Fat, sekarang terpaksa aku mengeluarkan perasaan hatiku padamu. Dengarkan baik-baik".

Tanpa menunggu jawabanku, bapak melanjutkan bertanya, "Begini Fat...sebenarnya aku jatuh cinta padamu pertama kali aku bertemu denganmu, waktu kau ke rumahku dahulu pertama kali."

Bapak diam sejenak dan terus memandangku dengan penuh perasaan, bertanya, "Apakah kau cinta padaku?"

"Bagaimana Fat cinta pada Bapak, bukankah Bapak mempunyai anak dan istri?" jawabku, dirundung heran dan emosi.

Kutipan dialog cinta Soekarno kepada Fatmawati itu tertulis dalam buku otobiografi berjudul "Fatmawati Catatan Kecil Bersama Bung Karno" yang diterbitkan pertama kali pada 1978.

Fatmawati pertama kali bertemu Soekarno pada tahun 1938, saat ikut bersama kedua orangtuanya, Hasan Din dan Siti Chadijah, berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno di Anggut Bengkulu.

Sedangkan pernyataan cinta Soekarno diungkapkan Proklamator Kemerdekaan RI itu saat berkunjung ke rumah keluarga Fatmawati di Pasar Minggu Bengkulu, pada 1939 sekitar pukul 10 pagi.

Setelah empat tahun, akhirnya Soekarno menikahi Fatmawati di usia 20 tahun pada 1943.

Uniknya, pernyataan cinta Bung Karno dilontarkannya justru ketika Fatmawati memintainya nasihat bagaimana sebaiknya menghadapi lamaran seorang pemuda yang tinggal di Pasar Marlborough, Bengkulu.

Kebetulan Bung Karno tahu sifat pemuda itu karena mengenal baik orangtuanya.

Referensi penting

Dialog-dialog dan kisah cinta yang tertulis dalam buku tersebut menjadi salah satu sumber referensi sangat penting untuk film kisah cinta Soekarno dan Fatmawati di Bengkulu, yang bakal diproduksi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Bengkulu.

"Kami merencanakan membuat film kisah percintaan Presiden pertama Republik Indonesia yakni Soekarno dengan Fatmawati di Bengkulu," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Provinsi Bengkulu Ali Berti.

Ia mengatakan, film itu bertujuan mempromosikan Bengkulu ke tingkat nasional dan internasional, karena selain unik, kisah cinta Bung Karno dan Fatmawati itu memang hanya terjadi di Bengkulu.

Ia menyatakan, Bengkulu akan menjadi lokasi utama pembuatan film itu.

"Dengan demikian para penonton akan penasaran dan berminat berkunjung ke Bengkulu sehingga diharapkan daerah ini semakin maju," katanya.

Ia mengatakan, tokoh-tokoh masyarakat Bengkulu yang telah dihubunginya mendukung rencana tersebut.

"Kami akan mengusulkan biaya untuk pembuatan film tersebut dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu pada 2011 yang besarnya diperkirakan mencapai Rp2,5 miliar," katanya.

Bengkulu kini sedang berusaha mencari produser untuk memproduksi film tersebut.

"Rencana ini terinspirasi dari suksesnya film Laskar Pelangi yang berhasil membawa kemajuan bagi daerah Bangka Belitung," katanya.

Keluarga dukung

Seluruh keluarga Fatmawati di Penurunan, Kota Bengkulu, mendukung rencana pemerintah daerah membuat film dokumenter kisah cinta Soekarno dan Fatmawati.

"Asalkan narasumbernya jelas," kata Samani (75), sepupu tertua Fatmawati Soekarno di Bengkulu.

Ia menyarankan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dengan produksi film itu untuk mencari informasi kepada keluarga Fatmawati.

"Agar alur cerita dan kejadiannya tidak salah sebaiknya mereka bertanya terlebih dahulu kepada pihak yang lebih tahu dan mencari referensi di buku-buku yang menceritakan kisah Soekarno-Fatmawati salah satunya berjudul Fatmawati Catatan Kecil Bersama Bung Karno," katanya.

Ia lalu melukiskan salah satu sifat Fatmawati yaitu ramah dan selalu tersenyum ketika bertemu siapapun.

"Selain itu Fatmawati sangat suka membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, menjahit dan mengatur perabotan di rumah. Ia juga suka mengaji dan menyanyi lagu yang penuh semangat," katanya.

Surtini Sauhidin (68), juga salah seorang sepupu Fatmawati Soekarno, mengamini pendapat Samani.

"Rencana tersebut sangat bagus tetapi saya harapkan sumber ceritanya harus benar sebab akan ditonton oleh seluruh masyarakat," katanya.

Dukungan juga disampaikan oleh Agus Setyanto, sejarawan dan penulis buku yang kini menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.

"Kami akan membantu mencarikan referensi yang bersumber dari buku-buku, keluarga, teman dekat, dan warga kota Bengkulu yang mengetahui cerita tentang Kisah Cinta Soekarno dengan Fatmawati di Bengkulu," janji Agus.

Dia juga berjanji membantu mencarikan lokasi-lokasi syuting yang cocok, serta kebutuhan-kebutuhan lain agar produksi film tersebut maksimal dan hasilnya berkualitas.(*)

ANT/T010/AR09

Oleh Methatias Ayu Moulina
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010