Jakarta (ANTARA News)- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pagi naik tipis 0,14 persen, karena pelaku masih membeli saham, meski saham-saham di Amerika Serikat merosot menjelang keluarnya data utama AS.

Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) BEI naik 4,872 poin menjadi 3.574,330 poin dan indeks LQ-45 bertambah 0,02 persen atau 0,158 poin menjadi 667,163 poin.

Analis bidang valas, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, Selasa mengatakan, indeks terus menguat menuju level 3.600 poin, karena aliran dana asing masih terus masuk ke pasar domestik.

"Kami optimis indeks akan dapat mencapai 3.600 poin, meski rupiah pada Selasa ini bergerak turun," katanya.

Menurut dia, pelaku pasar masih memburu saham lapis dua yang dinilai masih bisa bergerak naik terutama saham industri perbankan dan saham pertambangan.

"Perburuan saham perbankan, karena kinerja industri tersebut dinilai masih baik, akibat penyaluran kredit ke pasar yang terus meningkat," katanya.

Saham perbankan yang mengalami kenaikan harga yaitu, saham, BTPN naik Rp100 menjadi Rp11.900, saham BRI menguat menjadi Rp10.400 (naik Rp50), saham Bank Danamon bertambah Rp100 menjadi Rp6.050 per saham.

Selain itu saham industri rokok, Gudang Garam naik Rp50 menjadi Rp52.000, saham Indosat bertambah Rp50 menjadi Rp5.750, saham Telkom naik Rp50 menjadi Rp9.600, dan saham Wika naik Rp50 menjadi Rp760 dengan volume transaksi mencapai 101 juta unit senlai Rop75,41 miliar.

Kenaikan indeks yang relatif itu, menurut dia, karena dolar Amerika Serikat naik terhadap euro dan yen, , setelah data baru menawarkan beberapa optimisme atas pemulihan ekonomi Amerika Serikat.

Euro diperdagangkan pada 1,3683 dolar turun dari 1,3787 dolar. Dolar juga menguat terhadap mata uang Jepang menjadi 83,38 yen dari 83,25 yen, tuturnya.

Indeks BEI, menurut dia, masih berpeluang untuk naik mendekati level Rp3.580 per dolar, meski dolar AS, karena aliran dana asing yang masuk masih tinggi.
(h-cs/A024)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010