Bogor (ANTARA News) - Indonesia akan menikmati "bonus demografi" tahap pertama pada tahun 2018, dengan angka ketergantungan (dependency rate) berada di titik terendah, kata Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung.

"Pada saat itu, angka ketergantungan menunjukkan bahwa 100 orang penduduk umur produktif akan menanggung sebanyak 45 orang umur non-produktif," kata Chairul dalam orasi tentang Visi Indonesia 2030 dalam rangka Dies Natalis ke-47 IPB di Bogor, Selasa.

Ketersediaan tenaga kerja yang besar dengan tanggungan yang relatif terus menurun akan meningkatkan akumulasi tabungan domestik yang pada akhirnya akan menjadi pembiayaan investasi pembangunan.

Dengan kondisi tersebut, Chairul optimistis Indonesia tidak akan lagi bergantung pada pembiayaan asing untuk investasi pembangunan.

"Jangan pernah bergantung modal luar negeri. Modal untuk pembangunan bisa didapat dari dalam negeri," katanya menegaskan.

Setelah tahun 2018 peningkatan angka ketergantungan akan dipicu oleh faktor penuaan penduduk, dengan proporsi usia 65 tahun ke atas mencapai sekitar sembilan persen.

"Saat itulah, Indonesia berpotensi meraup bonus demografi II dimana akumulasi tabungan dilakukan oleh kelompok umur lanjut usia," katanya.

Kuncinya, lanjut dia, Indonesia menyiapkan kelompok lansia yang berpendidikan, sehat dan produktif secara ekonomi.

Dalam visi Indonesia 2030 yang dirumuskan Yayasan Indonesia Forum, Indonesia diproyeksikan masuk dalam lima besar perekonomian dunia bersama China, AS, Uni Eropa, dan India.

Chairul mengatakan, ada tiga prioritas sektoral agar Indonesia masuk dalam rantai produksi global, yaitu pertanian, manufaktur, dan perdagangan. "Ketiga sektor tersebut menyerap 74 persen tenaga kerja," katanya.

Di sektor pertanian, Pemerintah akan berupaya agar tenaga kerja di sektor produksi pertanian bisa berkurang dan diserap oleh sektor manufaktur terutama agroindustri.

"Saat ini, proporsi tenaga kerja di sektor pertanian adalah 41,2 persen sementara PDB 13,6 persen. Ini menunjukkan kemiskinan di sektor pertanian," katanya.

Sektor manufaktur diharapkan bisa menjadi faktor penarik agar tenaga kerja di sektor pertanian beralih ke industri.
(S022/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010