Jakarta (ANTARA News) - Diet dua kali seminggu rupanya bisa mengurangi peluang perempuan terkena kanker payudara. Sebuah penelitian menemukan bahwa ketika perempuan yang mengalami kelebihan berat mengikuti program diet yang ketat maka hormon penyebab kanker akan berkurang sebanyak 40 persen, mengikuti penurunan berat badan sebanyak 13 Pound atau sekitar 5,89 kilo gram.

Penelitian yang dilakukan oleh Wythenshawe Hospital dan dipimpin oleh Dr Michelle Harvie itu, demikian kutip The Telegraph, mempelajari 100 orang perempuan yang mengalami kelebihan berat dari Greater Manchester, INggris.

Setengah dari jumlah perempuan itu mengikuti program diet dengan hanya mengkonsumsi 650 kalori perhari selama dua hari dalam satu minggu. Sisanya lagi hanya mengkonsumsi 1500 kalori setiap hari dalam satu minggu.

Setelah enam bulan mengikuti program diet yang pertama, kadar hormon leptin perempuan-perempuan itu berkurang sebanyak 40 persen, kadar insulin turun sebanyak 25 persen, dan protein inflamasi turun sebanyak 15 persen. Ketika zat itu punya kaitan erat dengan kanker payudara.

Mereka yang mengikuti diet 1500 kalori juga menunjukkan penurunan berat dan penurunan kadar hormon yang sama.

Dr Harvie mengatakan diet itu merupakan jalan keluar bagi para perempuan yang mengalami kesulitan mengikuti diet ketat selama seminggu penuh.

Di antara para perempuan yang mengikuti program itu adalah Professor Gillian Haddock yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terserang kanker payudara. Ia berhasil menurunkan berat badanya sebanyak sekitar 6,35 kilo gram dalam satu minggu.

"Banyak faktor penyebab kanker payudara yang tidak bisa dikontrol seperti usia, jenis kelamin, dan sejarah keluarga, tetapi kita bisa mengambil langkah positif dengan tetap menjaga bobot badan yang sehat," kata Pamela Goldberg, pimpinan Breast Cancer Campaign, sebuah yayasan amal yang bergerak di bidang penelitian kanker payudara.

"Pendekatan diet dengan selang waktu itu memberikan pilihan untuk cara diet konvensional yang bisa membantu mengurangi berat badan sekaligus mengurangi resiko kanker payudara," Goldberg mengakhiri.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010