Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyatakan sedikitnya 64 orang meninggal dunia, 91 orang luka berat, 68 orang luka ringan, dan 451 orang dinyatakan hilang karena banjir bandang menerjang Wasior, Papua Barat.

Pemerintah juga menyatakan akan mengirimkan rumah sakit terapung, KRI DR Soeharso-990 ke Wasior, ibu kota Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, yang dilanda banjir bandang.

"Pemerintah akan mengirimkan KRI DR Soeharso yang akan tiba di lokasi bencana sekitar dua atau tiga hari kedepan," kata Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Jakarta, Rabu.

Menko menjelaskan, KRI DR Soeharso akan membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban banjir atau para pengungsi yang membutuhkan.

"Kondisi sekarang kan masih lumpuh baik akses jalur darat maupun udara, karena itu diharapkan kapal terapung bisa memberikan pengobatan secara lebih efektif karena satu-satunya akses pada saat ini hanya jalur laut," katanya.

Menteri menambahkan, selama KRI DR Soeharso belum tiba di Wasior maka pelayanan kesehatan masih akan mengandalkan beberapa rumah sakit dan posko kesehatan yang ada.

"Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah mengirimkan tim medis untuk memberikan pengobatan bagi korban banjir atau pengungsi disana," katanya.

Agung Laksono menyebutkan, laporan terbaru menyebutkan bahwa korban meninggal 64 orang dan luka berat 91 orang, sementara luka ringan 68 orang dan 451 orang masih hilang.

3.000 jiwa juga dilaporkan mengungsi dan tersebar di sejumlah wilayah seperti Manokwari dan Nabire.

Ditambah lagi 31 rumah rusak berat, sarana kesehatan, sekolah, jalan, jembatan dan satu hotel juga dilaporkan rusak.

"Bandara Perintis Wasior juga masih tergenang air dan landasannya tidak bisa digunakan untuk pendaratan. Karena itu penerbangan saya kesana terpaksa ditunda dulu," katanya.

Dia juga menyebutkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB telah mengirimkan tiga tenda peleton, 80 tenda keluarga, 200 lembar tenda gulung, 60 tempat tidur darurat, 500 paket pakaian, 150 paket perlengkapan bayi dan anak, 100 lembar tikar, 2.250 paket makanan siap saji dan 2.500 kilogram obat-obat dari Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, hujan deras telah mengguyur wilayah itu sejak Minggu (3/10) hingga Senin (4/10).

Korban tewas diperkirakan akibat tenggelam dan terseret arus yang juga membawa kayu gelondongan serta bebatuan dari telaga di atas gunung.(*)

W004/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010