Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus memberdayakan sumberaya alam (SDA) sektor kelautan, agar masyarakat Indonesia menjadi sejahtera dan mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran saat ini, kata Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institut (IMI) Dr Y Paonganan.

Paonganan mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, di sela-sela Seminar IMI tentang Membangun Negara Maritim dalam Perspektif Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Pertahanan. Tampil sejumlah pembicara antara lain KSAL Laksdya TNI Soeparno, pakar hukum laut Internasional Prof Dr Dimyati Hartono, Pakar Ekologi Pesisir IPB Prof Dr DG Bengen, DEA dan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Paonganan, 70 persen wilayah Indonesia merupakan laut yang luasnya mencapai 5,8 juta km2, sebanya 3,2 juta km2 diantaranya merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), sehingga seluruh isi lautnya menjadi kekayaan bangsa, mulai ikan, mineral laut, minyak dan gas, pariwisata.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah dan DPR perlu mengganggarkan pembangunan keluatan yang totalnya minimal Rp200 triliun yang sudah temasuk untuk anggaran TNI AL, Ditjen Perhubungan Laut, Pendidikan Kelautan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Dengan anggaran yang cukup, maka pemerintah dan masyarakat Indonesia akan mampu mengembangkan SDA laut, sehingga dapat memperluas lapangan pekerjaan dan menanggulangi jutaan penduduk miskin," katanya.

Paonganan memberikan contoh, kekurangan tenaga pelaut di dunia mencapai 60.000 orang stiap tahun bahkan pada 2014 sesuai data International Maritime Organization (IMO) mencapai 183.000 perwira pelaut yang gajinya mulai 2000 dolar AS - 12.000 dolar AS.

Sedangkan, jumlah pendidikan tinggi pelayaran dan kelautan di Indonesia, masih sedikit dan jumlah peminat menjadi pelaut juga masih rendah di kalangan pemuda Indonesia.

Untuk itu, doktor lulusan IPB Bogor meminta pemeritah agar memasukkan kurikulum pendidikan berbasis kelautan mulai SD hingga perguruan tinggi, sehingga bangsa Indonesia ke depan memusatkan perhatian kepada pembangunan kelautan guna menggali potensi kekayaan SDA laut tersebut.

Paonganan menegaskan, konsep negara kepulauan (Nusantara) memberikan bangsa Indonesia anugerah yang luar biasa, seperti letaknya yang strategis berada diantara dua benua dan dua samudra dimana sekitar 70 persen barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik harus melalui perairan Indonesia.

"Wilayah laut yang luas dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah, tentunya memberikan nilai SDA yang besar, seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan, minyak dan gas bumi, mineral dan menjadi media tarnsportasi antarpulau," katanya.

Sayangnya, kata Paonganan, paradigma masyarakat Indonesia tentang laut cenderung berbeda dengan realitas, laut diidentikkan kolam pembuangan, seperti kasus pembuangan limbah industri, rumah tangga dan pertanian, sehingga seakan-akan laut itu tempat sampah.

Dia mengharapkan, agar seminar tersebut bisa menghasilkan suatu rumusan dan konsep yang strategis tentang pembanguan nasional berbasis maritim yang ditujukan kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan.(*)
(ANT/R009)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010