Cilacap (ANTARA News) - Petani di Desa Mulyadadi, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, khawatir gagal panen akibat cuaca ekstrem.

"Saat ini sebagian besar petani di sini sedang menunggu masa panen. Akan tetapi curah hujan cukup tinggi sehingga dikhawatirkan merusak tanaman padi," kata pengurus Kelompok Tani Desa Mulyadadi, Darimun, di Majenang, Cilacap, Kamis.

Menurut dia, hal terburuk yang kemungkinan dapat dialami petani adalah bencana banjir jika Sungai Cikawung kembali meluap sehingga merendam tanaman padi mereka.

Bahkan jika terjadi banjir, kata dia, petani yang berada di bagian selatan Kecamatan Majenang ini akan mengalami gagal panen atau puso.

"Kalau banjirnya dari Selokan Satu, dampaknya mungkin tidak terlalu buruk. Akan tetapi jika dari Sungai Cikawung, kemungkinan petani bisa mengalami puso karena saat ini tanaman padi mereka telah `mratak` (bulir padinya mulai berisi, red.)," katanya.

Menurut dia, kekhawatiran petani cukup beralasan karena hujan deras yang terjadi pada Agustus silam telah mengakibatkan Sungai Cikawung dan Selokan Satu meluap sehingga merendam sekitar 485 hektare sawah di Desa Mulyadadi, Mulyasari, Pahonjean, dan sebagian Padangsari.

Selain itu, kata dia, hujan deras yang disertai angin kencang juga telah merobohkan tanaman padi di Desa Mulyadadi dan Pahonjean pada Selasa (5/10) meskipun tidak terlalu luas.

"Kami khawatir hujan deras akan mengakibatkan Sungai Cikawung meluap. Apalagi saat ini sedikitnya ada tiga titik tanggul yang rusak akibat banjir Agustus lalu, serta tanggul jebol di Selokan Satu yang merupakan Anak Sungai Cikawung," katanya.

Menurut dia, tanggul rusak maupun jebol tersebut hingga kini belum diperbaiki.

Terkait hal itu, dia mengatakan, pemerintah diharapkan dapat segera memperbaiki kerusakan tanggul tersebut.

"Masyarakat sebenarnya telah berupaya memperbaikinya secara swadaya tetapi hal itu tidak banyak berarti karena tanggul tersebut kembali jebol saat hujan deras," katanya.  (SMT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010