Jakarta (ANTARA News) - Mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Sutiyoso mengatakan, Indonesia perlu memperkuat pertahanan negara terkait dengan banyaknya konflik yang terjadi.

"Kehidupan yang individualistis, tidak bisa lagi bergotong-royong," katanya di Jakarta saat menghadiri acara silaturahmi tokoh nasional, Jumat.

Hidup individuaistis juga bisa menciptakan konflik horizontal yang sangat parah, katanya pada acara bertema "Mengurai Problematika Bangsa dan Solusinya" di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Jakarta.

Menurut dia, kehidupan individualistis semakin menjadi parah sejak era reformasi di samping reformasi itu memberi kebebasan dan hak yang hampir tidak ada batasnya.

Namun, lanjutnya, kebebasan tersebut juga seakan-akan tidak ada rambu-rambunya dan mengesampingkan masyarakat.

"Hukum jadi tidak jalan. Terlihat, jika berbuat kriminal asal berjamaah (bersama-sama) jadi tidak masalah," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu.

Sutiyoso menilai, kondisi aparat yang enggan melakukan tindakan kepada masyarakat biasa juga menjadi contoh lemahnya sistem pertahanan di Indonesia.

Pertahanan yang lemah akan menyebabkan negara tetangga tidak takut melakukan kesalahan kepada Indonesia karena mereka mengetahui Indonesia tidak siap berperang.

"Solusi atas masalah tersebut adalah dengan memperkuat armada Indonesia di darat, laut, dan udara dari segi jumlah, dan fasilitas," katanya.

Acara tersebut dihadiri tokoh nasional seperti Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Makhamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. (ANT-006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010