Washington (ANTARA News) - Iran justru lebih kuat setelah serangkaian sanksi internasional, kata Menteri Keuangan Iran Shamseddin Hosseini di Washington pada Jumat.

"Setelah sanksi-sanksi itu kami justru menjadi negara yang lebih kuat," kata Hosseini dengan nada lantang di tengah sanksi perdangangan internasional dengan negara Republik Islam itu serta sanksi-sanksi terhadap perusahaan dan individu yang berhubungan dengan program nuklir kontroversial mereka.

Ia mengakui bahwa sanksi tersebut menyebabkan beberapa masalah bagi Iran, namun ia mengatakan bahwa dengan perjuangan untuk mengatasi masalah tersebut, maka Iran akan jadi lebih kuat, dan kini Iran telah menjadi lebih kuat lagi.

Hosseini berada di ibukota Amerika Serikat dalam rangka menghadiri pertemuan dengan 187 anggota Dana Moneter Internasional (IMF).

Kunjungannya itu dilakukan tepat satu pekan setelah Presiden Barack Obama memerintahkan sanksi terhadap pejabat senior Iran atas tuduhan melanggar hak asasi manusia dalam protes yang berujung kekerasan pasca pemilihan umum 2009 lalu.

Namun, Hosseini mengklaim bahwa tidak ada kesulitan dalam perdagangan atau mengamankan mata uang yang akan digunakan dalam perdagangan.

"Dunia ini besar dan mereka yang berdagang dengan kami tentunya berusaha untuk menemukan cara dalam memindahkan uangnya," katanya.

Ketika ditanyai tentang bagaimana cara Iran mendapatkan dolar di pasar terbuka, ia menjawab dengan santai bahwa tidak ada hambatan yang berarti mengenai masalah itu.

Walaupun ada klaim Hosseini, kenyataan di Iran memperlihatkan bahwa sanksi juga memakan korban.

Banyak bank di Uni Emirat Arab, mitra dagang utama Iran, telah menghentikan sejumlah transaksi keuangannya di Iran sejak Agustus setelah keputusan yang sama diambil oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa atas program nuklir Teheran.

Bank-bank Iran telah secara bertahap menolak untuk menjual mata uang dalam jumlah kecil dalam beberapa pekan terakhir tanpa penjelasan atau pengumuman pemerintah.(*)

AFP/KR-PPT/C003

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010