Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Taliban pada Ahad mengaku bertanggung jawab atas serangan terakhir konvoi pasokan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di barat daya dan berikrar akan terus menyerang sampai serangan-serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat dihentikan.

"Kami bertanggung jawab atas serangan-serangan terhadap truk-truk pasokan NATO dan tanker-tanker di distrik Sibi, Sabtu," kata juru bicara Tehreek-e-Taliban di Pakistan (TTP) Azam Tariq kepada AFP.

"Kami akan terus menyerang truk-truk dan tanker-tanker NATO sampai serangan pesawat tak berawak dihentikan," katanya dalam telepon dari suatu tempat yang tak dijelaskan.

Orang-orang bersenjata Sabtu membakar sedikitnya 29 tanker minyak di Pakistan barat daya.

Itu adalah serangan keenam dalam tempo sepekan terhadap kendaraan-kendaraan pembawa pasokan untuk 152.000 tentara asing yang berperang melawan gerilyawan yang dipimpin Taliban.

Serangan-serangan sebelumnya juga diakui dilakukan oleh Taliban.

Dua petugas polisi cedera dalam serangan di daerah terpencil Mitri, di distrik Sibi, 180 kilometer tenggara Quetta, ibu kota provinsi kaya minyak dan gas Baluchistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan.

"Sekitar 30 orang bersenjata menyerang tanker-tanker itu, yang diparkir di luar sebuah hotel dan melepaskan tembakan pada Sabtu pagi, melukai dua petugas polisi setempat," kata Abdul Mateen, seorang pejabat senior pemerintah di Mitri, kepada AFP.

Gerilyawan Taliban telah melancarkan serangan gencar terhadap kendaraan-kendaraan pasokan di Pakistan dalam sepekan belakangan, untuk membalas gelombang baru serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat yang ditargetkan kepada para pejuang Taliban dan Al Qaida di wilayah suku negara itu.

Pihak berwenang Pakistan melaporkan 26 kali serangan pesawat tanpa awak sejak 3 September, yang menewaskan lebih dari 140 orang di wilayah itu, yang dianggap sebagai pusat berkumpulnya pejuang dalam dan luar negeri yang berperang di Afghanistan.

Serangan-serangan itu dikaitkan dengan rencana AS untuk mencegah dugaan rencana para kelompok garis keras melancarkan serangan-serangan ala-Mumbai di Eropa.

Pakistan pada Sabtu malam mengumumkan, pihaknya memutuskan akan membuka kembali jalur darat utama bagi pasokan NATO ke Afghanistan.

Para pejabat di perbatasan Torkham di wilayah Khyber barat laut mengatakan, kendaraan-kendaraan itu mulai meninggalkan daerah tersebut Ahad malam.(*)

(Uu.H-AK/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010