Jakarta (ANTARA News) - Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara XI Suyitno memprediksi produksi gula kristal putih dalam negeri tahun ini turun sampai 20 persen menjadi sekitar 2,2 juta ton akibat anomali cuaca.

"Curah hujan yang tinggi selama tahun ini menyebabkan pengurangan produksi sampai 20 persen," katanya di kantor Kementerian Perindustrian Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan hujan yang terus-menerus turun selama tahun ini menyebabkan penurunan rendemen tebu sampai 1,5 poin sehingga produksi gula yang dihasilkan juga berkurang.

Penurunan produksi gula putih nasional, kata dia, sudah mulai mempengaruhi peningkatan harga gula kristal putih di pasaran. "Harga lelang gula tingkat petani sekarang sudah Rp9.000-an," katanya.

Kementerian Perdagangan, kata dia, sudah menghubungi perusahaannya untuk membicarakan antisipasi dampak penurunan produksi gula kristal putih terhadap peningkatan harga komoditas tersebut di pasaran dalam negeri.

Sebelumnya, pemerintah juga sudah memperkirakan adanya penurunan produksi gula kristal putih nasional dan menerbitkan ijin impor gula untuk menutup kekurangan gula putih di dalam negeri.

Kementerian Perdagangan mengeluarkan ijin impor gula kristal putih sebanyak 450 ribu ton pada bulan September untuk memenuhi kebutuhan gula kristal putih pada lima bulan pertama tahun 2011.

Realisasi impor akan dilakukan 1 Januari-15 April 2011 oleh produsen yang mendapat ijin impor, yakni PT Perusahaan Nusantara IX, X dan XI; PT Rajawali Nusantara Indonesa (RNI); PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Perum Bulog.(*)

M035/A026/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010