Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengajak investor lokal untuk bergabung dengan investor asing menggarap lima proyek PPP (Public Private Partnership), mulai November 2010.

"Mulai bulan depan kami kami akan menawarkan PPP kepada mereka (investor lokal) ikut bergabung," kata Kepala BKPM Gita Wirjawan, usai acara Penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) BKPM dengan US-ASEAN Bussiness Council, di Gedung BKPM, Jakarta, Senin malam.

Menurut Gita, lima proyek PPP yang ditawarkan adalah pembangunan rel kereta Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta, pembangunan pembangkit listrik di Jawa Tengah.

Selanjutnya, jalan tol Bandara Kualanamu, Terminal Cruise di Amboa Bali, dan proyek air minum di Jawa Timur.

Gita menuturkan, dirinya sudah berbicara dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya terkait dengan berbagai proyek yang akan digarap.

"Pada beberapa proyek tersebut, kita akan memprioritaskannya kepada investor ke dalam negeri," ujar Gita.

Sesungguhnya, lanjutnya, jadwal penawaran lima proyek PPP ini agak mundur dari yang telah dijadwalkan dari sebelumnya.

"Penawaran proyek ini sedikit mundur karena pada akhir September ada revisi Perpres, dan ditambah pembahasan mendalam dengan DPR," ujarnya.

Menurutnya, jika dalam bulan Oktober 2010 selesai, maka proyek ini sudah bisa dipasarkan bulan November 2010.

"Proyek yang dipasarkan bisa antara 1-2 proyek, atau sekaligus kelima-limanya," katanya.

Gita menambahkan, khusus proyek unggulan yang diprioritaskan di dalam negeri.

Ia mencontohkan, proyek PPP di Jawa Tengah, siap dilakukan tender di November 2010.

Adapun nilai proyek pembangunan rel Manggarai-Soekarno Hatta bisa mencapai Rp6 triliun-Rp7 triliun.

Sedangkan investasi proyek pembangkit PT PLN bisa mencapai Rp20 triliun.

Untuk membiayai proyek tersebut, PLN sudah mengundang investor dari dalam negeri maupun luar negeri.

Terkait nota kesepahaman antara BKPM dan US-ASEAN Business Council, Gita menyatakan, kerjasama ini penting guna menarik basis investor yang selama ini tidak pernah investasi di sana.

"Kita sangat berkepentingan menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya. (R017/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010