Roma (ANTARA News/AFP/Reuters) - Italia dapat mulai menarik pasukannya dari Afghanistan pada musim panas mendatang, kata menteri luar negeri pada Selasa, saat bangsanya berkabung atas empat tentara tewas dalam serangan pejuang pada ahir pekan lalu.

Pemerintah Perdana Menteri Silvio Berlusconi mendapat tekanan baru dari lawan untuk menarik pasukan setelah kematian itu, yang membuka kembali perbantahan tentang apakah tugas Afghanistan berubah menjadi perang luar negeri.

"Kepada keluarga tentara kita, yang tewas secara ksatria, saya ingin memastikan bahwa ada rencana politik untuk Afghanistan bahwa yang mereka cintai tidak dikirim untuk kekalahan tertentu dalam tugas mustahil," kata Menteri Luar Negeri Franco Frattini kepada harian berhaluan kiri "La Repubblica".

Italia, salah satu penyumbang terbesar Eropa bagi pasukan pimpinan NATO di Afghanistan, akan menarik pasukan segalangan dengan sekutu dan pertemuan Lisabon pada November akan menjadi kunci dalam pembahasan alih kekuasaan kepada pasukan Afghanistan, katanya.

"Itu dengan waktu, yang belum diputuskan, musim panas 2011 untuk awal penarikan pasukan secara bertahap dan selesai pada 2014," katanya kepada harian tersebut.

Ia menyatakan parlemen akan memutuskan apakah pesawat Italia akan dilengkapi bom untuk mendukung pasukan, rencana bermasalah, karena tugas Afghanistan mempertimbangkan alasan kemanusiaan.

Menteri Pertahanan Italia pada Senin juga menyatakan negara itu dapat menilai untuk menyelesaikan tugasnya di pangkalan utamanya di Herat, Afghanistan barat, secepat-cepatnya pada ahir 2011.

Empat peti mati terbungkus bendera Italia tiba di Roma Senin disambut deraian airmata dan kemarahan keluarga, yang salah satunya berteriak ke politisi, "Nikmatilah tontonan ini sekarang".

Kelas atas politik Italia -dengan pengecualian Berlusconi, yang sembuh dari pembedahan kecil di tangan- muncul untuk pemakaman pada Selasa, yang disiarkan langsung secara keseluruhan di televisi Italia.

Regu sepakbola Italia akan mengenakan pita-lengan hitam dalam pertandingan sebagai tanda berkabung.

"Kami sudah lelah dengan ini sekarang," kata seorang wanita, yang menghadiri upacara itu kepada televisi Italia, "Kami ingin mereka semua pulang."

Italia memiliki lebih dari 3.000 prajurit di Afghanistan, terutama ditempatkan di bagian barat negara itu, yang sedikit mengalami kekerasan.

Sejumlah 34 tentara Italia tewas di Afghanistan sejak 2004, ketika pasukan Italia dikerahkan ke negara terkoyak perang tersebut sebagai bagian dari tugas pimpinan NATO dalam menghadapi perlawanan pimpinan Taliban.

Pemerintah Berlusconi tetap setia mendukung tugas menjaga perdamaian itu, tapi peningkatan korban tewas memicu pengecam berpendapat bahwa tugas tersebut bergeser dari tujuan semula menjaga perdamaian dan memberi bantuan kemanusiaan.

Berlusconi sesudah serangan pejuang Taliban menewaskan enam tentaranya pada September 2009 menyatakan Roma ingin memangkas tentaranya di Afganistan, tapi hanya dengan kesepakatan dari mitranya di NATO.

"Kami ingin membawa anak kami pulang secepat mungkin," kata Berlusconi.

Jajak pendapat pada tahun lalu menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Italia ingin tentara mereka keluar dari Afghanistan dan sejumlah meningkat percaya bahwa tugas itu menjadi "gerakan perang".

Janji Italia terhadap perang pimpinan Amerika Serikat di Irak goyah setelah 19 tentara tewas di sana dalam serangan tunggal pada 2003 dan negara itu keluar sepenuhnya dari negara Timur Tengah tersebut pada 2006.
(B002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010