Karena Tolak Masuk Kapal Perang Greenpeace

RI mengambil sikap terhadap upaya advokasi LSM radikal yang membahayakan 10 juta orang

     WASHINGTON, 18 Oktober (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- Consumer Alliance for Global Prosperity (CAGP) (http://www.consumerprosperity.com) hari ini memuji pemerintah Indonesia karena tidak memberi izin masuk kapal perang Greenpeace Rainbow Warrior ke Pelabuhan Jakarta. Kapal itu - yang digunakan untuk menghasut ketidakpatuhan sipil, melemahkan proses demokrasi dan menganjurkan kebijakan anti-pertumbuhan - berusaha berlabuh di Jakarta untuk memuji penandatanganan oleh Indonesia dan Norwegia pada bulan Mei lalu Letter of Intent (http://tinyurl.com / 22v6fs5) yang mengatur moratorium kehutanan antara kedua negara. Selain itu, Greenpeace berencana mempromosikan pembatasan perdagangan lebih lanjut terhadap warga negara Indonesia dan kegiatannya, sementara di pelabuhan tersebut.

     Juru bicara CAGP dan Presiden Institute for Liberty Andrew Langer (http://tinyurl.com/kwmf5v) mengeluarkan pernyataan berikut atas nama CAGP, dengan mendesak Indonesia mempertanyakan motif pihak-pihak yang mendukung moratorium itu, seperti Greenpeace dan kaum elit lain, organisasi Barat:

     "Keputusan Indonesia untuk tidak memberi izin masuk Greenpeace ke pelabuhan terbesarnya merupakan isyarat yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia sudah cukup. Taktik menakut-nakuti pro-kemiskinan yang digunakan oleh organisasi seperti Greenpeace mengancam mata pencaharian jutaan rakyat Indonesia. Dan dengan 20 persen penduduk Indonesia telah hidup dalam kemiskinan, menggunakan kejenakaan yang mengerti media seperti Rainbow Warrior mencuri kesempatan kehidupan yang lebih baik jauh dari keluarga yang bekerja jauh lebih keras.

     "Letter of Intent antara Indonesia dan Norwegia, serta moratorium kehutanan yang ditegaskannya, akan langsung mematikan antara 280.000 dan 700.000 pekerjaan dalam jangka pendek dan menyalahkan lebih dari 10 juta orang yang saat ini bergantung pada industri menjadi miskin. Industri yang akan paling terkena dampak kerjasama yang keliru ini saat ini terdiri atas hampir lima persen dari produk domestik bruto Indonesia.

     "Pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia telah mengentaskan ratusan juta pria dan wanita dari kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, penghasilan dan harapan serta berpotensi serupa di Asia Tenggara. CAGP menuntut Greenpeace dan kaum elit lain, organisasi di Eropa tidak lagi mempromosikan agenda anti-kemakmuran mereka di negara berkembang, dan malah mulai membuat pilihan manusia - pilihan moral - bagi kepentingan rakyat miskin dunia."

     Untuk keterangan tambahan, silakan kunjungi http://www.consumerprosperity.com. Untuk menjadwalkan wawancara dengan Bapak Andrew Langer, silakan hubungi media@consumerprosperity.com.

     Consumers Alliance for Global Prosperity (CAGP) mendidik dan menggiatkan penduduk yang prihatin dalam merespon kerjasama yang mahal antara aktivis lingkungan, industri yang melindungi, serikat pekerja besar dan perusahaan ritel. CAGP adalah aliansi berorientasi aksi kelompok-kelompok advokasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pro-konsumen di seluruh dunia.

     SUMBER: Consumers Alliance for Global Prosperity

     KONTAK: Andrew Langer
                    media@consumerprosperity.com


Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010