Jakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden RI Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga mengatakan bahwa pemerintah akan mendengarkan pesan-pesan politik yang disuarakan para demonstran.

"Kami sangat menghormati pandangan dan posisi politik orang yang berseberangan. Ini kami dengarkan," kata Daniel Sparingga pada diskusi "Demokrasi dan Konstitusionalisme" di Jakarta, Rabu.

Diskusi diselenggarakan oleh Partai Demokrat dengan menghadirkan pembicara Daniel Sparingga, peneliti LIPI Lili Romli dan Ketua Komisi III Beny K Harman.

Lebih lanjut Daniel menjelaskan bahwa aksi demonstrasi merupakan bagian dari demokrasi itu sendiri. Karena itu, pemerintah tetap akan memperhatikan apa saja pesan politik yang disampaikan.

Daniel mengharapkan pengunjukrasa tidak hanya digunakan untuk meneriakkan yel-yel anti pemerintah, tetapi juga menyuarakan pesan politik yang ingin disampaikan ke pemerintah.

"Kami harap demo itu tidak sekedar teriak-teriak `SBY turun`. Itu penting. Tetapi kami harapkan pesan-pesan politik muncul sehingga kami (Istana) bisa menangkap pesan yang disampaikan. Itu akan kami dengar," kata Daniel.

Daniel menegaskan, sampai saat ini pemerintah tidak menganggap ada kegentingan dengan adanya aksi demonstrasi memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono.

Menurut Daniel, pihak Istana tidak menganggap aksi-aksi demo menjadi satu ancaman. Daniel menegaskan hal itu sebagai bagian dari menyampaikan aspirasi dan pesan politik.

Sementara itu, berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat, Rabu, menggelar unjuk rasa hampir di seluruh Tanah Air untuk mengkritisi setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono.

Di Jakarta, unjuk rasa dipusatkan di depan Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, serta di sejumlah tempat lainnya seperti di Bundaran Hotel Indonesia dan di Jalan Diponegoro, Salemba.

(J004/A041/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010