Jakarta, 20/10 (ANTARA) - Selama bertahun-tahun para keluarga di Karawang, Jawa Barat berjuang untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat.Karena tak memiliki sumber air bersih di dekat rumah, mereka harus berjalan kaki untuk mengambil air; seringkali mereka terpaksa harus mencuci makanan dan perlengkapan makan dengan air kotor, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan tentunya menambah pengeluaran untuk biaya ke dokter. Sakit semacam ini menyebabkan beberapa diantara mereka tak bisa bekerja atau berangkat ke sekolah.

     Saat ini perubahan tengah terjadi di Karawang.Di rumah Mimi, ibu yang berusia 35 tahun, baru-baru ini telah terpasang pipa air minum PDAM. "Kami sangat senang memiliki air bersih di rumah," kata Mimi. Mimi adalah satu dari 3.000 warga masyarakat berpenghasilan rendah dari desa-desa yang terpilih di Karawang untuk mendapatkan akses air bersih di rumah mereka. Wilayah ini merupakan satu di antara 35 wilayah di Indonesia yang telah menerima hibah untuk menyediakan layanan akses air bersih bagi masyarakat berkat bantuan dari Australia dan Pemerintah Indonesia.

     Hibah ini adalah hibah pertama di Indonesia yang memperbolehkan Australia, atau negara asing menyalurkan dana hibah kepada pemerintah daerah.Melalui skema ini, para keluarga di Karawang hanya perlu membayar biaya administrasi sebesar 30.000 rupiah dan deposit awal sebesar Rp. 62.000 untuk biaya air PDAM. Para keluarga berpenghasilan rendah tersebut juga tidak perlu membayar biaya pemasangan pipa yang berkisar antara Rp. 700.000 hingga Rp. 1.000.000.

     Bagi keluarga seperti keluarga Mimi, yang suaminya bekerja serabutan dengan penghasilan tak pasti dan harus membiayai dua anak, biaya pemasangan sebesar itu jauh dari jangkauannya. Mimi biasanya membayar biaya Rp. 40.000 setiap bulan untuk membayar sebagian biaya penggunaan air tetangganya. Dengan membayar biaya ini ia bisa mendapatkan beberapa ember air dari keran air tetangga untuk keperluan sehari-hari. Kini, dengan adanya akses air di rumahnya sendiri, dengan harga yang sama ia bisa menyediakan air lebih dari 18 meter kubik untuk keluarganya.

     "Saya tak perlu lagi mengangkat air dari rumah tetangga," katanya dengan lega. Air yang mengalir di rumah Mimi cukup jernih dan bisa digunakan untuk memasak, mandi dan kegiatan lainnya.

     Lebih baik lagi, tarif air PDAM cukup terjangkau. Sebagai contoh, satu meter kubik (atau 1.000 liter) air PDAM hanya seharga Rp. 2.150. Artinya, biaya air PDAM 50 kali lebih murah dibandingkan air yang dijual di luar seharga Rp. 4.000 per 19 liter.

     Dengan akses mendapatkan air yang mudah, para keluarga di Karawang kini menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Mimi tak perlu lagi mengangkat kaleng air yang berat dari rumah tetangga.

     Pengalaman serupa dialami suami dari Utiek yang adalah penjual makanan berusia 60 tahun dari desa Kanayakan, kini ia tak perlu lagi membawa air dari sumur ke rumahnya setiap hari. Pasangan ini kini memiliki akses air bersih sepanjang hari dan bisa menggunakan waktunya untuk mencari nafkah.

     Esih, ibu dua anak yang berusia 30 tahun, biasanya menggunakan air tanah dan harus membayar biaya listrik yang tinggi. Sekarang ia bisa mendapatkan air dengan kualitas yang lebih baik dengan harga yang lebih murah.

     Australia memiliki komitmen untuk membantu Indonesia meraih tujuan mengurangi setengah jumlah penduduk Indonesia yang hidup tanpa akses air minum yang bersih. Australia menganggarkan dana sebesar $60 juta untuk meningkatkan layanan air minum dan sanitasi di seluruh Indonesia. Ini termasuk $20 juta dalam bentuk hibah bagi 60.000 rumah tangga untuk mendapatkan akses air PDAM yang. Lebih dari 420.000 orang akan memiliki akses air yang lebih bersih dan sanitasi yang lebih baik melalui dukungan ini, untuk membantu mereka agar hidup lebih sehat dan lebih produktif.




Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010